Agus Marto ke BI Sebagai Operasi Penyelamatan

Wednesday 27 Feb 2013, 1 : 43 pm
by

JAKARTA-Pergantian Gubernur Bank Indonesia (BI) ditengah kondisi ekonomi bergejolak sangat berbahaya. Pasalnya, Indonesia tengah mengalami defisit, baik defisit neraca perdagangan maupun transaksi berjalan  mencapai double digit. “Indonesia sedang dalam masa sulit, tahun lalu mengalami defisit neraca perdagangan yang untuk terakhir kalinya dialami Indonesia pada tahun 1961. Karena itu, penggantian menteri keuangan ditengah masa jabatan akan ditanggapi negatif oleh pasar dan akan berimplikasi buruk,” ujar anggota Komisi XI DPR, Sadar Subagyo di Jakarta, Rabu (27/2).

Seperti diketahui, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah menunjuk calon tunggal gubernur BI yaitu Mentri Keuangan, Agus Martowardoyo. “Dari sudut kapabilitas, Agus Marto sangat capable. “Namun dilihat dari acceptability, ini ini tantangan berat karena dia pernah ditolak,” kata dia.

Menurut dia, pergantian gubernur BI harus dilakukan secara hati-hati. Pertimbangan utamananya adalah, apakah figur yang ditunjuk itu diterima oleh pihak ekternal dan internal. “Dulu mayoritas karyawan BI menolak dan akhirnya  DPR juga menolak ditolak karyawan BI,” jelas dia.

Faktor eksternal juga harus menjadi faktor yang diperhatikan oleh pemerintah. Sebab moneter itu sangat peka terhadap figur. “Kalau pasar tidak menerima figur itu maka bursa bisa anjlok. Apalagi ekonomi kita yang katanya stabil hanyalah stabil bubble. Artinya, potensi gejolaknya sangat tinggi,” jelas dia.

Dia menegaskan, baik Gubernur BI Darmin Nasution maupun Menkeu, Agus Marto tengah bermasalah. Darmin sedang bermasalah dengan Komisi XI DPR. BI digugat oleh Komisi XI tidak menjalankan tugas moneter.

Demikian juga Agus Marto.  Sesuai hasil pemeriksaan BPK terhadap kasus Hambalang,  Agus Marto dinyatakan telah lalai memberikan persetujuan multiyears yang berakibat pada kerugian negara.  Sehingga mutasi  Menkeu ini  ke BI dapat dianggap sebagai operasi penyelamatan Agus Marto,” tegas dia.

Sadar yang juga politisi Gerindra ini mengatakan kinerja sektor keuangan juga tidak terlalu bagus.  Meski  defisit anggaran dapat ditekan, tetapi itu akibat penyerapan anggaran yang cuman 87%. Demikian juga dengan sensus pajak tidak karuan hasilnya. “Pusat Investasi Pemerintah yang melempem, dan banyak titik lemah yang dapat memperparah ekonomi. Sehingga demi kejayaan Indonesia, sebaiknya DPR mempertimbangan masak-masak  untuk menerima  Agus Marto  sebagai gubernur BI,” kata dia.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Air Minum

Ingatkan Agar Berlangganan, PDAM Depok Layangkan Surat ke Pihak Niaga dan Industri

DEPOK-Manajer Pemasaran PDAM Tirta Asasta, Imas Dyah Pitaloka mengatakan bahwa,

BI Akselerasi SBK Sebagai Alternatif Sumber Pendanaan Perekonomian Nasional

JAKARTA-Bank Indonesia (BI) mengakselerasi penerbitan dan transaksi instrumen Surat Berharga