Alumni Lemhanas PPSA XXI Serukan Tingkatkan Solidaritas Bangsa Indonesia

Tuesday 14 Aug 2018, 10 : 55 am
by
Anggota IKAL PPSA XXI, Lili Pintauli Siregar, yang sehari-hari menjabat sebagai Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) berfoto di depan truk bantuan gempa untuk pengungsi gempa Lombok.

MATARAM-Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas (IKAL) PPSA XXI serukan masyarakat Indonesia tingkatkan rasa solidaritas bangsa terutama penanganan pasca bencana baik bagi penduduk yang terkena dampak ataupun sarana fisik seperti perumahan, Fasum dan Fasos. Rasa solidaritas yang tinggi diyakini akan mempercepat normalisasi kehidupan masyarakat di sekitar bencana terkait dengan penanganan dan penyelesaian pasca bencana alam.

Demikian ditegaskan Ketua IKAL PPSA XXI, Komjen Pol (Pur) Arif Wachjunadi setelah menyerahkan bantuan bencana gempa Lombok di Mataram, Senin (13/8). Ikut mendamping Arif Wachjunadi adalah pengurus IKAL PPSA XXI lainnya, Lilin Pintauli, Lina SE, AM Putut Prabantoro dan Tuan Guru Udin yang sehari-hari adalah pengasuh pondok pesantren, Ishlaah Al-Ummah, Batu Mulik Gapung Gerung Lombok Barat.

Bantuan itu didistribusikan untuk lima kecamatan yaitu Kecamatan Pemenang, Kecamatan Bayan, Kecamatan Tanjung, Kecamatan Gangga dan Kecamatan Kayangan dengan jumlah keseluruhan sebersar Rp 151 juta. Dalam penyaluran bantuan bencana itu, tim distribusi didampingi Kompol Dwi Sumrahadi, AKP Johansyah dan Bripda Satria Rozi Pradana.

Menurut Arif Wachjunadi, perlu ditingkatkan rasa solidaritas masyarakat Indonesia terutama terkait dengan akan terjadinya berbagai bencana alam, yang telah diprediksi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mengingat Indonesia berada pada lokasi lingkaran api (ring of fire) Pasifik. Perlu diusulkan kepada pemerintah untuk dibentuk seperti lembaga solidaritas nasional terutama terkait dengan bencana alam agar pemulihan ekonomi dan kehidupan masyarakat di sekitar bencana dapat cepat.

Seruan ini terkait dengan kunjungan IKAL PPSA XXI ke posko bencana di daerah Pemenang, Lombok Utara. Sepanjang jalan terutama dari Senggigi ke Pemenang tidak ada kehidupan karena hampir seluruh bangunan luluh lantak oleh gempa

“Tidak ada warung atau toko makanan yang buka. Sementara hotel berdasarkan pemantauan pantauan hanya sedikit hotel yang melayani tamu termasuk Hotel Diva. Jika kita melihat posko-posko gempa di Lombok Utara kita semua harus tergerak untuk mempercepat penanganan bangunan tempat tinggal baik yang sementara ataupun permanen. Di perempatan jalan Malaka, Pemenang, kita bisa melihat dahsyatnya gempa yang mengangkat dan menghancurkan pondasi rumah –rumah beton . Ini merupakan keprihatinan kita bersama,” ujar Arif Wachjunadi, yang menjadi Kapolda Nusa Tenggara Barat pada kurun waktu 2009-2012.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Survei BI: Optimisme Konsumen Menguat Pada April 2019

JAKARTA-Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) pada April 2019 mengindikasikan bahwa

BI: Tidak Ada Gejolak Harga Pangan

PADANG-Kekhawatiran akan terjadinya gejolak harga pangan di Sumatera Barat (Sumbar)