APBN 2018, Pendapatan Negara Tumbuh Sebesar 18,2%

Tuesday 11 Dec 2018, 7 : 18 pm
by
Menkeu Sri Mulyani Indrawati menyampaikan laporan pada acara Penyerahan DIPA dan Daftar Alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun 2019, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (11/12)

JAKARTA-Meskipun ekonomi Indonesia diwarnai gejolak ekonomi global, kinerja pemerintah dari sisi ekonomi sangat bagus. Hingga akhir November 2018, pendapatan negara tumbuh sebesar 18,2%. Pencapaian ini adalah pertumbuhan yang sangat tinggi dibandingkan tahun 2017 yang hanya sebesar 6,5%.

“Tahun 2018 bukan merupakan tahun yang mudah karena adanya gejolak global yang sangat dinamis,” ujar Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati melaporkan, dalam laporannya pada acara Penyerahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Daftar Alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun 2019, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (11/12).

Menkeu menjelaskan, pertumbuhan ekonomi hingga kuartal ketiga mencapai 5,17% dengan inflasi terjaga pada 3,2% dari asumsi 3,5%. Nilai tukar di dalam APBN 2018 sebesar Rp13.400, realisasinya hingga akhir November mencapai 14.260. Harga minyak dalam APBN 2018 yang diasumsikan 48 dollar AS, sampai dengan akhir November realisasinya 68,6 dollar AS per barel.

Namun demikian, menurut Menkeu, tahun 2018, pemerintah mencatat hingga akhir November pendapatan negara tumbuh sebesar 18,2%. “Ini adalah pertumbuhan yang sangat tinggi dibandingkan tahun 2017 yang hanya sebesar 6,5%,” ujarnya.

Menurut Menkeu, perpajakan menyumbangkan pertumbuhan penerimaan negara sebesar 15,3% sampai dengan akhir November, dibandingkan tahun lalu yang hanya tumbuh 3,2%. PNBP, dikarenakan harga minyak dan sumber daya alam serta kurs, menyumbangkan pertumbuhan pendapatan negara 28% dibandingkan tahun lalu yang juga sudah tinggi 22%.

Sedangkan belanja negara sampai dengan bulan November ini tumbuh sebesar 11%, di mana kementerian serta lembaga telah membelanjakan dengan pertumbuhan belanja sebesar 11,9%.

“Ini adalah angka yang sangat baik dibandingkan tahun lalu, dimana kementerian lembaga tumbuh 8,6%, atau dalam hal ini telah membelanjakan sebesar Rp665,9 triliun,” ujar Sri Mulyani seraya menambahkan, kita masih memiliki 1 bulan terakhir dimana terlihat akselerasi dari seluruh kementerian, lembaga dan pemerintah daerah dalam melaksanakan belanja tahun ini.

Hingga akhir November, menurut Menkeu Sri Mulyani Indrawati, posisi APBN 2018 adalah sangat sehat. Defisit kita mencatat 1,95% dari PDB dibandingkan tahun lalu pada posisi November defisitnya yang sebesar 2,59% dari PDB.

“Posisi defisit 1,95% dari PDB adalah yang terendah sejak tahun anggaran 2014,” ucap Sri Mulyani.

Yang lebih menggembirakan, lanjut Menkeu, adalah posisi primary balance atau keseimbangan primer yang pada bulan November akhir mencatat hanya negatif Rp36 triliun, jauh lebih kecil dibandingkan tahun lalu posisi defisit primary balance kita sebesar 139,1 triliun.

“Artinya, dalam 1 tahun kita telah menurunkan defisit primary balance lebih dari Rp100 triliun,” terang Menkeu.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Kerjasama Indonesia-Rusia, Wakil Ketua DPD: Perlu Peningkatan Sektor Ekonomi Hingga Pertahanan Keamanan.

JAKARTA-Wakil Ketua DPD RI Nono Sampono apresiasi komitmen peningkatan kerjasama

Beri Keterangan Bohong, Irene Handono Terancam 7 Tahun Bui

JAKARTA-Tim Advokasi Bhinneka Tunggal Ika Basuki Tjahaja Purnama (BTP) akan melaporkan