Aturan Tembakau Lemahkan Industri Rokok Lokal

Friday 29 Nov 2013, 2 : 07 pm
Ismanu Sumiran
ilustrasi

JAKARTA-Pemerintah dinilai terlalu lemah hadapi asing terkait ratifikasi Framework Convention on Tobacco Control (FCTC).

Apalagi FCTC sangat menguntungkan industri rokok asing.

“Ini memangkas kekuatan ekonomi,” kata Ketua Gabungan Perserikatan Pabrik Rokok Indonesia (Gappri) Ismanu Sumiran di Jumat (29/11).

Seharusnya, kata Ismanu, pemerintah terlebih dulu melihat negara lain dalam menangani masalah rokok. FCTC juga belum tentu cocok dengan Indonesia.

Regulasi tembakau dan rokok ternyata justru semakin memojokan industri lokal.

Padahal, kata Ismanu, kekuataan industri rokok sudah teruji.

Selain memberikan sumbangan pajak, baik cukai maupun pajak badan, industri ini juga menyerap banyak tenaga kerja. ”

Sejarah sudah membuktikan, ketika krisis ekonomi, justru pabrik rokok kretek yang bisa bertahan,malah bertambah dari dahulu 600 pabrik sekarang bisa 5000 pabrik,” ujarnya.

Apalagi, lanjut Ismanu, industri rokok nasional  berangkat dari tiga pilar yakni, konstisusional, kemandirian ekonomi, dan kearifan lokal.

Para pengusaha cukup bangga memenuhi tiga pilar tersebut, karena industri ini dinilai  mampu menyerap tenaga kerja hingga lebih dari 6 juta orang.

“Yang jelas, kami tidak rela kalau industri ini termarjinasi,” ungkapnya.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menegaskan, komoditas cengkeh di dunia industri rokok sangat krusial.

Tanpa cengkeh, maka produksi tembakau pun akan sia-sia.

Ujungnya, petani rugi dan menganggur.

“Kalau cengkeh kita mandeg, maka buruh linting di Indonesia akan habis. Kecuali pemerintah bisa adakan lapangan kerja mendadak,” tandas dia.

Ganjar menegaskan, perlu ada kebijakan atau regulasi yang mendukung tembakau.

“Kita sekarang berjuang agar bisa mempermudah tembakau, kita tumbuhkan produksinya. Ekspor kita genjot, baru terus kita jaya,” tambah dia lagi.

Aturan itu, nantinya juga jangan hanya berpihak pada pengusaha saja.

Tapi petani dan perajin juga harus ikut merasakan dampak positifnya.

“Kita sekarang sedang membuat relasi antara petani dengan rokok, sehingga cita-cita untuk masyarakat sejahtera segera tercapai. Masalahnya jangan cuma pengusaha yang makmur karena tembakau tapi perajin dan petani juga,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Aplikasi e-Taxaction Untuk UMKM Dongkrak Literasi Pajak

DEPOK-Industri digital terus berkembang seiring dengan kebutuhan zaman. Sebuah aplikasi
cadangan devisa

Posisi Cadev Akhir Maret 2014 Berkurang

JAKARTA-Posisi cadangan devisa Indonesia akhir Maret 2014 mencapai US$102,6 miliar,