Bangun KEK Sorong, Pemerintah Ingin Gap Pembangunan Berkurang

Tuesday 14 Jun 2016, 11 : 44 pm
by
Menko Maritim menyampaikan keterangan kepada pers usai Rapat Terbatas di Kantor Presiden, Jakarta (14/6)

JAKARTA-Pemerintah akhirnya membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Sorong, Provinsi Papua Barat. Keputusan ini dibuat untuk mengurangi kesenjangan (gap) pembangunan di wilayah Indonesia Timur, terutama Papua yang jauh ketinggalan dari wilayah Indonesia di bagian Barat. “Tadi sudah diputuskan oleh Presiden dan harus mulai segera dilaksanakan. Tugas kantor kami, Kantor Maritim dengan bantuan Pak Ridwan, itu memfasilitasi agar konsep ini bisa berlangsung bisa mempercepat percepatan pertumbuhan ekonomi di Papua,” ujar Menteri Koordinator Bidang Maritim, Rizal Ramli usai Rapat Terbatas membahas Pengusulan KEK Sorong di Kantor Presiden, Jakarta Selasa (14/6).

Menurutnya, pemerintah sudah mengambil sejumlah langkah. Salah satunya, menciptakan tol laut agar ada jalur kapal regular yang berkunjung ke Indonesia Timur, Papua.

Dia optimis, keberadaan tol laut memperlancar distribusi kebutuhan pokok.  Sehingga diharapkan, harga kebutuhan pokok bisa lebih murah dibandingkan sebelum tol laut ada. ”Juga agar supaya gap pembangunan ini pelan-pelan kita bisa kurangi. Nah, tetapi itu tidak memadai. Kita juga harus membangun pusat industri di Papua, terutama di Sorong,” tambahnya.

Rizal menuturkan, ide KEK di Papua ini sudah muncul 8 tahun lalu. Dan pada akhir Desember 2014, juga didorong agar KEK Sorong  direalisasikan. Namun baru terealisasi sekarang ini. “Esensinya adalah kita ingin membikin pusat industri pengolahan di Sorong. Untuk itu pemerintah, Pemerintah Daerah akan menyediakan tanahnya sebagai modal dasar. Pemerintah pusat akan membantu membangun infrastruktur dasar, apakah itu jalan, ataukah itu air minum, listrik, dan sebagainya,” tutur Rizal.

Lebih lanjut dia mengatakan, pemerintah akan memberikan insentif fiskal agar swasta mau masuk dan memanfaatkan pengolahan industri di KEK Sorong.

Sedangkan mengenai bentuk produksi yang dihasilkan, Rizal mengusulkan bidang agroindustri. Dengan demikian, tidak melakukan ekspor kayu log lagi, tapi diproses melalui penggergajian (sawmill), jikalau perlu jadi plywood dan sebagainya. “Apakah itu industri pertanian yang diolah supaya yang diekspor itu bukan bahan mentah tapi bahan setengah jadi atau bahan jadi. Yang ketiga, sebagai pusat logistik supaya bisa juga menservis kegiatan pertambangan di daerah di sekitarnya. Dan yang keempat adalah industri perikanan dan processing,” tambah Rizal.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Pemkot Tangsel Gelar Vaksinasi 18+

TANGERANG-Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel), menggelar vaksinasi 18 + serempak

UEA Akan Pasarkan Senapan SS2 Buatan Pindad

JAKARTA-Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) telah menyetujui kerja sama lisensi