Bank Asing Sudah Siap Gunakan Renminbi

Wednesday 10 Oct 2012, 1 : 34 pm
by
Mata Uang Asing, Renminbi

JAKARTA-Perbankan Asing tampaknya lebih siap menangkap peluang bisnis penggunaan renmimbi (Rmb) terkait pengusaha Indonesia yang akan melakukan transaksi ekspor dan impor.

Apalagi dalam tiga tahun, mata uang renminbi diprediksi akan menjadi tiga besar mata uang dunia.

“Sehingga dalam tiga tahun ke depan, renminbi akan menjadi salah satu dari tiga mata uang global,” kata Head of Global Trade and Receivables Finance HSBC Asia Pasific Simon P Constantinides di Jakarta,10/10.

Menurut Simon, saat ini perdagangkan China dengan menggunakan mata uang renminbi sebesar 10% dunia.

Hal ini seiring dengan perlambatan ekonomi dunia, ekonomi China juga mulai melambat. Namun begitu pemerintah China tidak akan tinggal diam.

Bahkan Simon optimis pemerintah China akan memberikan stimulus fiskal dan moneter untuk mendukung perekonomiannya.

“Ekonomi China akan terus membaik dan secara otomatis, negara-negara emerging market di sekitarnya juga akan tumbuh,” ujarnya

Lebih jauh kata Simon, adapun Indonesia akan tetap mengandalkan komoditas seperti batu bara, karet dana CPO untuk ekspornya ke China.

Sementara Impor Indonesia adalah mesin-mesin dan alat elektronik.

Sementara itu, Head of Global Trade and Receivables Finance HSBC Indonesia Nirmala Saili menyebut, eksportir dan importir Indonesia harus mempersiapkan untuk menggunakan renminbi.

“Kalau mereka ingin mengekspor sesuatu atau mengirimkan sesuatu dengan renminbi juga lebih mudah karena tidak perlu mengkonversi lagi ke dalam dolar (AS). Namun, memang mereka belum terbiasa jadi perlu ada edukasi,” terangnya.

Sebelumnya, Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi Sarwono mengatakan bank yang menyediakan fasilitas renminbi adalah bank devisa.

Adapun perkembangannya saat ini sudah dalam tahap finalisasi dan tinggal menunggu administrasi.

“Saat ini sedang dalam tahap penyediaan fasilitas renminbi, tinggal menunggu tahap finalisasi,” ungkapnya.

Dikatakan Hartadi, dengan bank devisa diharapkan akan ada korespondensi dengan pemerintah China hingga para nasabah bisa secara mudah dapat bertransaksi langsung.

Sementara itu, mengenai pinjaman atau biateral swap dengan Jepang tidak diperlukan bank khusus.

Karena itu hanya sekadar memenuhi likuiditas saja, di mana cadangan devisa didrop langsung dari Bank Indonesia (BI).

“Kalau ada penarikan akan kita tarik, tapi sebaliknya kalau dengan Pemerintah China hanya untuk transaksi perdagangan saja,” imbuhnya.

Don't Miss

Urus Pesparani, KH Jamaludin Ahmad Sempat Khawatir Ditolak Umat Katolik

KUPANG – KH Jamaludin Ahmad mengaku sempat deg-degan takut tidak
Ketua umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto sedang menjajal mobil listrik

Indonesia Diharapkan Mampu Berperan Jadi Produsen Kendaraan Listrik

JAKARTA-Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Indonesia bukan cuma