BI Catat Kebutuhan Uang Ramadhan Mencapai Rp160,4 Triliun

Monday 6 Jun 2016, 6 : 20 pm
by

JAKARTA-Bank Indonesia (BI) memproyeksikan kebutuhan uang (outflow) periode Ramadhan dan Idul Fitri 1437H/2016 sebesar Rp160,4 Triliun, sementara realisasi outflow pada tahun sebelumnya sebesar Rp140 Triliun. Proyeksi kenaikan outflow tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu pembayaran gaji ke-13 dan ke-14 bagi PNS/TNI/Polri, jumlah hari libur yang lebih banyak dibandingkan tahun 2015, pelaksanaan libur Ramadhan yang bertepatan dengan periode liburan sekolah, serta penambahan titik dan frekuensi penukaran baik oleh  BI maupun Perbankan.  “Kebutuhan uang di masyarakat baik tunai maupun non tunai mengalami peningkatan yang dipengaruhi oleh meningkatnya kegiatan transaksi di masyarakat. Untuk itu, dalam rangka memenuhi kebutuhan uang tunai,  BI melakukan optimalisasi distribusi dan persediaan uang tunai di Kantor Pusat dan Kantor Perwakilan  BI di daerah. Dari sisi non tunai, BI telah mempersiapkan infrastruktur dan layanan sistem pembayaran agar mampu mengantipasi peningkatan transaksi pembayaran non tunai baik melalui sistem Real Time Gross Settlement (RTGS) maupun Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI),” ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara di Jakarta, Senin (6/6).

Berdasarkan sebaran wilayah, selama Ramadan dan Idul Fitri, outflow tertinggi berada di Jawa sebesar 33 persen, Jakarta sebesar 28 persen dan Pulau Sumatera sebesar 20 persen.

Menurutnya, proyeksi outflow tersebut diperkirakan akan didominasi oleh uang pecahan besar (Rp.20.000 ke atas) yang diperkirakan akan mencapai 92% dari total outflow, sisanya sebesar 8% merupakan pecahan kecil (Rp10.000 ke bawah). Outflow tertinggi diperkirakan terjadi di Pulau Jawa (33%), diikuti Jabodetabek (28%), Sumatera (20%), Sulampua dan Bali Nusa Tenggara (11%) dan Kalimantan (7%). “Persediaan uang ini dinilai sangat mencukupi dalam memenuhi proyeksi kebutuhan uang periode Ramadhan dan Idul Fitri1437 H/2016, baik dari sisi jumlah total maupun jumlah per pecahan,” tuturnya.

Dalam menghadapi lonjakan transaksi tunai ujarnya,  BI secara optimal bekerja sama dengan perbankan dan pihak terkait lainnya melakukan penambahan titik/loket penukaran serta penyediaan kegiatan layanan kas keliling di pasar-pasar dan tempat keramaian masyarakat lainnya untuk penukaran uang pecahan kecil baik di wilayah Propinsi DKI Jakarta maupun daerah-daerah di wilayah Kantor Perwakilan BI.  “Sedangkan dari sisi non tunai, untuk menghadapi lonjakan volume transaksi,  BI telah melakukan langkah-langkah persiapan sebagai berikut yaitu memastikan seluruh perangkat sistem berfungsi dengan optimal, memastikan hubungan dengan sistem lain termasuk sistem di peserta dapat berfungsi dengan baik dan memastikan seluruh perangkat back up berfungsi dengan baik,” urainya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Masyarakat Sipil Desak Negara Tolak Perjanjian RCEP

BALI-Koalisi Masyarakat Sipil Indonesia untuk Keadilan Ekonomi bersama dengan masyarakat

Mendesak Diterbitkan UU Pengembalian Aset Negara

JAKARTA-Pemerintah dan DPR diminta berinisiatif membentuk undang-undang (UU)  yang mengatur