JAKARTA- Bank Indonesia (BI) akan berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementerian Keuangan dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), supaya perbankan tidak hanya siap di dalam negeri, tetapi juga siap berekspansi ke regional. Penegasan tersebut disampaikan Gubernur BI, Agus Martowardojo usai dilantik di Gedung Mahkamah Agung Jakarta, Jumat (24/5).
Seusai pelantikan, kepada wartawan dalam jumpa pers dia mengungkapkan ada lima hal yang akan menjadi prioritasnya.
Kelima area itu, menurut dia, adalah, pertama, mengkaji perekonomian global regional dan nasional, untuk kemudian mengambil langkah-langkah memperkuat bauran kebijakan moneter demi menjamin tercapainya target-target ekonomi, seperti tingkat inflasi dan nilai tukar. “Kami juga akan bekerja keras dengan otoritas fiskal dan sektor riil untuk mencapai target inflasi, yang tentu saja rendah dan stabil,” katanya.
Kedua, mendorong perkuatan stabilisasi sistem keuangan. Menurut Agus Marto, perkembangan krisis ekonomi global patut diwaspadai. Karena itu stabilitas sistem keuangan harus diperkuat dengan menjalin komunikasi dan kerjasama dengan otoritas keuangan lainnya.
Fokus ketiga ada pada upaya meyakinkan pengalihan fungsi pengawasan perbankan ke OJK. “OJK akan fokus pada mikroprudensial dan BI makroprudensial,” tambahnya.
Perhatian BI yang keempat, lanjut Agus, adalah mendorong sistem pembayaran yang efisien. “Kelima, kami akan memperkuat dan meningkatkan fungsi kebanksentralan untuk perkembangan perbankan syariah, financial inclusion dan hubungan internasional,” paparnya.