BI: Pertumbuhan Investasi dan Konsumsi Pemerintah Masih Melemah

Tuesday 18 Aug 2015, 9 : 34 pm
by

JAKARTA-Pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat pada triwulan II 2015, namun diperkirakan akan membaik pada triwulan III dan IV 2015. Pertumbuhan ekonomi triwulan II 2015 tercatat 4,67% (yoy), menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 4,72% (yoy). “Perlambatan ini terutama didorong oleh melemahnya pertumbuhan investasi dan konsumsi pemerintah. Kondisi tersebut disebabkan oleh penyerapan belanja pemerintah yang tidak secepat perkiraan, termasuk realisasi proyek infrastruktur, sejalan dengan reorganisasi beberapa kementerian/lembaga (penyesuaian nomenklatur),” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara dalam siaran persnya, Selasa (18/8)
Menurut Tirta, aksi wait and see investor swasta juga mendorong pelemahan investasi bangunan. Dari sisi eksternal, ekspor tumbuh terbatas seiring dengan pemulihan ekonomi global yang belum kuat dan harga komoditas yang masih menurun.
Sementara dari sisi spasial, perlambatan ekonomi terutama dialami oleh wilayah Sumatera dan Kalimantan, dengan beberapa propinsi berbasis SDA migas tumbuh negatif seperti Riau, Kalimantan Timur, dan Aceh.
Dia menilai, kinerja transaksi berjalan semakin membaik, tercermin dari menurunnya defisit transaksi berjalan. Defisit transaksi berjalan tercatat sebesar 4,5 miliar dollar AS (2,1% PDB) pada triwulan II 2015, lebih rendah dibandingkan dengan defisit pada triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 9,6 miliar dollar AS (4,3% PDB). “Peningkatan kinerja transaksi berjalan terutama ditopang oleh perbaikan neraca perdagangan nonmigas akibat impor nonmigas yang turun tajam seiring dengan melambatnya permintaan domestik,” jelas Tirta.
Sementara itu, meskipun ekspornonmigas mengalami penurunan (-5,3%, yoy), kinerja ekspor nonmigas secara riil mengalami perbaikan, tercermin dari meningkatnya volume ekspor sebesar 7,7% (yoy). Sementara itu, neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2015 menunjukkan perkembangan yang positif dengan mencatat surplus sebesar 1,33 miliar doliar AS.
Di sisi lain, lanjutnya, transaksi modal dan finansial masih mencatat surplus pada triwulan II 2015, di tengah kondisi pasar keuangan global yang masih diliputi ketidakpastian. Namun, surplus tersebut lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada periode yang sama tahun sebelumnya, terutama karena surplus investasi portofolio yang menurun dan investasi lainnya yang mengalami defisit. “Dengan perkembangan tersebut, cadangan devisa pada akhir Juli 2015 tercatat sebesar 107,6 miliar dollar AS atau setara dengan 7,0 bulan impor atau 6,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor,” papar Tirta.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Perkembangan Kewirausahaan di Indonesia Terbatas

JAKARTA-Perkembangan kewirausahaan di Indonesia masih terbatas. Hal ini tercermin dari

Banten Perlu Tokoh Kuat Untuk Tandingi Rano Karno

TANGERANG-Direktur Lingkar Madani (Lima), Ray Rangkuti menilai popularitas Gubernur Banten