Buah Lokal Tetap Dominasi Pasar Nasional

Monday 27 May 2013, 8 : 43 pm
ekonomi.kompasiana.com

 JAKARTA-Keberadaan buah lokal di pasar tradisional dan modern tetap tak tergoyahkan. Tentu saja anggapan ini membantah seolah buah impor sudah menjadi konsumsi yang dominan. “Konsumsi buah impor sendiri hanya sebesar 10% dalam setahun. Tapi saya lupa datanya,” kata Wakil Menteri Pertanian, Rusman Heriawan di Jakarta,Senin,(27/5).

Mantan Kepala Badan Pusat Statitik (BPS) ini, menambahkan konsumsi buah lokal Indonesia tetap merajai pasaran di Indonesia. Karena itu, konsumsi buah lokal produk Indonesia tetap jauh lebih unggul daripada konsumsi buah impor. “Konsumsi buah lokal mencapai 90% dari total konsumsi buah dalam setahun,” tegasnya

Hanya saja, Rusman tak membantah nilai ekspor buah lokal kita memang lebih kecil daripada impor buah. Untuk menggenjot produksi buah sehingga nilai ekspor buah Indonesia meningkat, ada beberapa langkah yang harus Indonesia lakukan.

Pertama, terus meningkatkan produktivitas petani buah melalui sosialisai budidaya tanaman buah. Kedua, melakukan rekayasa genetik agar semakin banyak menghasilkan jenis buah yang bisa berproduksi sepanjang tahun. “Ini berhasil kita lakukan terhadap durian yang sekarang bisa kita temui sepanjang tahun,”ujarnya

Ketiga, memfasilitasi pembangunan cold storage di berbagai Kelompok-Kelompok Tani yang memilki UPT Agrobisnis. Bantuan semacam ini telah dimulai dan sudah berhasil dilakukan di beberapa tempat seperti Lembang Jawa Barat.

Terakhir, Kementerian Pertanian akan mencoba melakukan sinergi dengan Kementerian Perindustrian agar menumbuhkan industri pengolahan buah. Rusman mencontohkan industri pengalengan nanas di Lampung. Cara seperi ini adalah inovasi teknologi pangan yang bisa menaikkan daya tarik konsumsi masyarakat di pasar. “Cara teknisnya, mungkin yang tahu Kementerian Perindustrian,”imbuhnya.

Yang jelas gema mencintai buah lokal semakin lantang digaungkan. Buah dan sayur sebagai bagian dari kekayaan hayati Indonesia juga menjadi hal yang perlu digerakkan. “Tingkat konsumsi buah dan sayur masyarakat Indonesia masih rendah. Konsumsinya belum mencapai 40 kg per kapita setiap tahun, sedangkan seharusnya lebih dari 65 kg per kapita per tahun,” kata Menteri Pertanian Suswono pada deklarasi Gerakan Cinta Buah dan Sayuran Nusantara di Jakarta

Sejumlah persoalan yang mengganjal  adalah volume usaha, terutama untuk buah-buahan. Usaha masih bersifat pekarangan, bukan perkebunan besar. Dengan kondisi tersebut, volume produksi juga terbatas.

Mantan Komisi IV DPR ini mengakui semakin menurunnya jumlah pekerja dan lahan di sektor pertanian. Penurunan jumlah tenaga kerja dan semakin sempitnya lahan membuat sektor pertanian kurang menarik sebagai lapangan usaha. Hal itu mengakibatkan migrasi tenaga kerja ke sektor lain.

Untuk mengatasi masalah tersebut, ke depan, kata Suswono, reformasi agraria harus direalisasikan. ”Akses terhadap lahan harus ditambah, industri pascapanen yang berbasis pertanian harus ditingkatkan sehingga nanti banyak yang terserap ke industri, sementara di on-farm-nya semakin sedikit agar penguasaan lahannya makin luas. Industri dan on-farm sama-sama mendapatkan nilai tambah. Ini yang memang terus kita dorong,” katanya.

Suswono menambahkan, bulan Juni, Undang-Undang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani akan disahkan. Regulasi tersebut sangat penting mengingat minat orang bekerja di sektor pertanian dinilai tidak menarik. ”Perlu insentif. Ini yang dirumuskan dalam UU, antara lain, terkait permodalan dan asuransi. Ini upaya-upaya perlindungan kepada petani agar pertanian tetap menjadi andalan lapangan usaha,” ujar Suswono.

Suswono juga berharap, dengan dibentuknya MPBSN, sosialisasi, promosi, serta kampanye mencintai dan mengonsumsi buah dan sayur semakin gencar dilakukan sehingga ”buah dan sayur Nusantara menjadi tuan di rumah sendiri.” **can

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Pengendalian Inflasi Tantangan Berat Gubernur BI

JAKARTA-Gubernur Bank Indonesia (BI) yang akan datang memiliki sejumlah tantangan
IPO

Gelar IPO September 2023, Anugerah Spareparst Sejahtera Siap Raih Dana Segar Rp40 Miliar

JAKARTA-PT Anugerah Spareparst Sejahtera Tbk (AEGS), perusahaan di bidang usaha