BREBES-Presiden Joko Widodo meminta masyarakat yang ingin berusaha untuk memanfaatkan peluang meminjam modal ke BRI, BNI dan bank swasta. Apalagi, sekarang ini, bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) sudah turun dari 22% menjadi 9% per tahun. Bahkan BPD (Bank Pembangunan Daerah) 7%. “Silakan ngantri, jangan pinjam ke renternir lagi, sudah disiapkan hanya 9% dan 7% itu. Artinya per bulan nggak ada 1%. Kecil sekali itu, gunakan,” kata Presiden Jokowi saat meluncurkan Program Sinergi Aksi untuk Ekonomi Rakyat, di Terminal Agrobisnis, desa Larangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Senin (11/4).
Presiden Jokowi meminta masyarakat untuk menyampaikan jika ada yang mempersulit untuk mendapatkan KUR. “Kalau yang mempersulit, tahu sendiri. Kita nggak ada waktu lagi untuk urus yang sulit-sulit. Ganti copot, taruh yang baru, yang mau bekerja untuk rakyat,” tegasnya.
Adapun soal bibit, Presiden mengaku sudah mendengar masalah ini. Untuk itu ia minta Dinas Pertanian di daerah untuk menyelesaikannya. Kalau tidak bisa menyelesaikan, Presiden meminta agar dilaporkan ke Kementerian Pertanian supaya hal-hal seperti ini jangan menjalar kemana-mana. “Yang namanya hama, yang namanya penyakit tanaman harus cepat diselesaikan sebelum melebar kemana-mana,” tutur Presiden.
Dalam kesempatan itu Presiden Jokowi menekankan pentingnya memperhatikan masalah yang berkaitan dengan pasca panen.
Persoalan pasca penen menjadi problem dari dulu sampai sekarang yang tidak bisa terselesaikan dengan baik. Padahal anggarannya ada.
Ia menunjuk contoh di Brebes. Kalau pas musim kayak gini bawangnya bisa harga mahal, Rp30-35 ribu/kg. Di pasar harganya Rp48-50 ribu. Namun, konsumennya teriak-teriakan kemahalan.
Oleh sebab itu, kata Presiden, saat panen raya harus ada yang menampung. “Kalau ada swasta, silahkan. Kalau tidak ada, BUMN (Badan Usaha Milik Negara) harus siap. Sekarang sudah kita bagi BUMN, pokoknya 9 bahan pokok sekarang tanggung jawabnya BUMN,” terangnya.
Misalnya, beras, jagung dan kedelai tanggungjawab Bulog. Bahkan kata Presiden, Perpresnya sudah keluar bulan yang lalu. Kemudian daging ada lagi RNI, PPI, semuanya harus tanggung jawab sehingga rakyat berproduksi ini ada yang menampung,” papar Presiden.
Jokowi mengingatkan, jangan sampai berproduksi panennya banyak harganya jatuh. Ongkos produksinya Rp20 ribu lalu dijual hanya Rp15 ribu.