Caleg Artis Tak Identik Elektabilitas

Monday 6 May 2013, 6 : 54 pm
jurnalparlemen.com

JAKARTA-Banyaknya parpol yang menjadikan artis sebagai calon legislatif (Caleg) dalam pemilu 2014 mendatang menunjukkan parpol itu hanya berhalusinasi, seolah artis mampu menjadi pendulang suara dalam pemilu. Artinya, popularitas artis tak menjamin meningkatnya perolehan suara.  

“Berdasarkan pengalaman pemilu sebelumnya, tak ada jaminan artis menjadi pendulang suara. Bahkan artis sendiri tak ada jaminan terpilih menjadi anggota DPR RI. Jadi, asumsi parpol bahwa artis akan mendongkrak suara itu hanya halusinasi,” kata  Pengamat Politik M. Qodari dalam dialog “Menakar kompetensi caleg artis” bersama Wakil Ketua MPR RI Melani Leimina Suharli, dan anggota FPG DPR RI Tetty Kadi Bawono di Jakarta, Senin (6/5).

Lebih jauh Qodari mencontohkan  pada pemilu 2009 PAN adalah paling banyak menyalegkan artis, tapi suaranya malah makin turun. Demikian pula di pemilu 2014, PAN masih tertinggi dalam pencalonan artisnya, sekitar 32 artis, disusul Gerindra, PKB, Hanura, PPP, PDIP, Demokrat, Golkar, Nasdem dan lainnya. “Bahwa artis itu tak identik dengan elektabilitas,” tutur Qodari.

Dia berharap dengan latarbelakang apa pun DPR RI mendatang harus lebih baik dari 2009. “Problem lainnya artis dianggap hanya mampu di bidang seni, bukan tata kelola negara. Ditambah lagi tak berkompeten, maka parpol pragmatis itu makin kuat,” tegas Qodari.

Sementara itu, Wakil Ketua MPR RI Melani Leimina Suharli mengaku figure caleg memang diharapkan menjadi pendulang suara termasuk artis. Tapi, sebaiknya artis itu sebelum menjadi caleg dicerahkan terlebih dulu menyangkut visi, misi, dan ideologi partai. “Termasuk di dalamnya 4 pilar bangsa, agar ketika masuk DPR RI memahami dan bertanggung jawab terhadap tugasnya sebagai wakil rakyat,” ujarnya

Melani menyatakan dirinya mengapresiasi artis masuk ke DPR RI dalam rangka mengabdi untuk kepentingan bangsa dan negara. Namun, mengenai keterpilihan artis, dia menyerahkan sepenuhnya kepada masyarakat “Apalagi dengan sistem pemilu suara terbanyak, maka rakyatlah yang akan menentukan keterwakilannya itu,” tambahnya.

Sedangkan anggota Komisi IV DPR F-Partai Golkar, Tetty Kadi Bawono mengaku kehadiran dirinya sebagai politisi Golkar tidak instan atau tiba-tiba, melainkan sudah menjadi artis Golkar seak tahun 1966. “Jadi, saya ini bukan artis instan. Terpilih sebagai anggota DPR RI pada pemilu 2009 dari Jawa Barat, saya tak pernah setor uang ke Golkar untuk menjadi caleg,” ungkapnya.

Tetty di FPG DPR RI memang tak sepopuler rekan artis lainnya semisal Nurul Arifin dan Tantowi Yahya. Dia berada di komisi IV DPR RI, yang sengaja tidak menampilkan diri ke publik, melainkan menekankan pada kerja-kerja politik yang ditopang staf ahlinya yang kompeten di bidang pertanian, perkebunan, kehutanan, kelautan, perikanan dan pangan. **can

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

RUPS Tahunan MYOR Setujui Pembagian Dividen Rp782,5 Miliar

JAKARTA-Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Mayora Indah Tbk
Menko Airlangga Hartarto

Investasi Penting Tumbuhkan Industri Substitusi Impor dan Orientasi Ekspor

JAKARTA – Pemerintah sedang giat mendorong peningkatan investasi di Indonesia, baik