Cermin Masyarakat “ Sakit”,Artis Berlomba ke DPR

Thursday 2 May 2013, 8 : 34 pm
daridulu.com/Cilla

JAKARTA-Banyaknya artis dan orang-orang bermasalah yang mendaftar sebagai caleg dan berlomba masuk DPR, hal ini merupakan cerminan dari masyarakat yang aneh dan sakit.  “Ini pertanda masyarakat kita mulai sakit,” kata Pakar Komunikasi, Tjipta Lesmana dalam diskusi “Caleg Artis Mampukah Tingkatkan Kualitas Parlemen ?” bersama Wakil Ketua DPR RI Pramono Anung dan caleg PDI Perjuangan DPR RI  Yessy Gusman di Jakarta, Kamis (2/5).

Menurut Guru Besar FISIP Universitas Pelita Harapan ini, masyarakat harus berani melalukan penolakan terhadap banyaknya artis yang menjadi caleg. Alasannya, anggota DPR sebagai orang terhormat memiliki tugas berat. “Jadi, rakyat harus keras menolak artis dan orang-orang bermasalah menjadi wakil rakyat. Sebab, tugas wakil rakyat itu berat dan mulai serta harus terus berorientasi untuk kepentingan bangsa dan negara,” tambahnya.

 Oleh sebab itu Tjipta menyarankan masyarakat untuk mengingatkan pimpinan partai  agar tidak menyalonkan orang bermasalah dan artis atau orang yang hanya populer, hanya bisa goyang dan bernyanyi, dan dijadikan sebagai pendulang suara atau vote getter saja. “Untuk itu kita sama-sama berdoa agar tak ada artis yang masuk DPR RI. Sebab, terbukti kualitas DPR akan lebih buruk,” tegasnya.

Padahal di luar negeri, lanjutnya, orang-orang yang ada di parlemen itu memiliki wajah serius. Karena memikirkan negara. “Saya pesimis wajah DPR 2014 mendatang dengan banyaknya artis nyaleg. Tak seperti di luar negeri, di mana orang-orangnya serius untuk memikirkan negara,” ungkapnya.

Sementara Wakil Ketua DPR RI Pramono Anung menilai tak ada jaminan artis bisa sukses masuk Senayan. Apalagi pemilu sebelumnya justru banyak juga artis yang gagal masuk DPR RI. “Memang dalam caleg 2014 ini banyak nama caleg artis, sepertinya parpol berlomba-lomba merekrut artis menjadi caleg. Itu menunjukkan proses kaderisasi parpol mandeg, gagal, dan tak selektif, sehingga banyak orang yang tak punya gagasan, pemikiran dan, wawasan kebangsaan tiba-tiba menjadi caleg. Anehnya, rakyat ini justru memilih artis,” keluh politisi PDIP ini.

Sementara itu Yessy Gusman mengakui selama dua tahun ini sudah bergabung dengan PDI Perjuangan. “Saya sudah pensiun dari artis, dan tak main film lagi. Sejak 1999 mendirikan taman bacaan anak-anak, membantu buku-buku gratis kerjasama dengan masyarakat se-Indonesia. Jadi, saya banyak beraktifitas di bidang pendidikan dan sosial,” tuturnya.

Ketika ditawari masuk PDIP, Yessy menyatakatan pikir-pikir dulu, karena khawatir tak bebas lagi bertemu dan bergaul dengan seluruh masyarakat, tanpa dibatasi oleh perbedaan partai. Namun, akhirnya tawaran itu diterima dan dia siap dengan konsekuensi politik yang akan terjadi. “Saya khawatir tak bisa berbuat sesuatu di partai. Untuk itu, saya berdoa dan akan terus berusaha agar bermanfaat bagi masyarakat,” harapnya.**can

 

 

Don't Miss

Keamanan Pangan Jadi Keprihatinan Guru Besar Unika Atma Jaya

JAKARTA-Keamanan pangan masih menjadi suatu tantangan di Asia Tenggara yang

1 Juli 2016, Faktur Pajak Elektronik Berlaku Secara Nasional

JAKARTA-Pengusaha Kena Pajak (PKP) di seluruh Indonesia wajib menggunakan Faktur