CPIN Akan Tingkatkan Kapasitas Produksi di Semua Lini Usaha

Tuesday 22 Oct 2013, 8 : 30 pm
by

JAKARTA-PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (“CPIN”), perusahaan poultry terbesar di Indonesia, menandatangani fasilitas pinjaman sindikasi dengan 20 bank senilai setara US$500 juta untuk menopang pertumbuhan bisnis di semua lini usaha.   Ini merupakan pinjaman sindikasi ketiga dan terbesar pasca “1998 Asian Financial Crisis” yang diterima CPIN dan menjadi bukti pengakuan kreditur terhadap CPIN sebagai perusahaan dengan kinerja yang mumpuni, terutama dalam lima tahun terakhir, serta memiliki potensi ke depan yang sangat prospektif. “Kinerja positif CPIN dalam beberapa tahun terakhir berhasil memikat para kreditur yang tergabung dalam sindikasi. Respon dari bank-bank peserta sindikasi cukup positif sehingga terjadi oversubscription. Akhirnya, CPIN memutuskan untuk memperbesar jumlah fasilitas dari setara US$400 juta menjadi setara US$500 juta,” ujar   Managing Director, Head of Citi Indonesia’s Corporate & Investment Banking , Kunardy Lie,di Jakarta, Senin (21/10).

“Dukungan yang diberikan untuk perkembangan usaha dari CPIN ini merupakan contoh bukti nyata komitmen Citi Indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Oleh karena itu kami sangat bangga bahwa ditengah kondisi pasar yang masih kurang stabil saat ini, Citi Indonesia tetap mampu memberikan dukungan kepada CPIN,” tambah Kunardy.

Fasilitas pinjaman senilai setara US$500 juta itu adalah unsecured basis (tidak ada aset perusahaan yang dijaminkan) yang terdiri dari US$325 juta dan IDR 2 trilliun dan meliputi 2 tranche: Fasilitas pertama: amortizing term loan facility senilai US$130 juta dalam mata uang Dollar Amerika Serikat dan IDR800 miliar dalam mata uang Rupiah Indonesia dengan jangka waktu pengembalian 5 tahun;  Fasilitas kedua: revolving credit facility senilai US$195 juta dalam mata uang Dollar Amerika Serikat dan IDR1,2 triliun dalam mata uang Rupiah Indonesia dengan jangka waktu pengembalian 3 tahun dan mempunyai 2 tahun opsi perpanjangan dengan diskresi dari kreditur.

Pinjaman sindikasi yang baru ini akan digunakan untuk mengamankan sebagian besar dari kebutuhan pendanaan perusahaan dalam pertumbuhan usaha untuk 5 tahun ke depan.  Pertama, Pinjaman sindikasi ini akan membayar kembali (refinancing) semua outstanding pinjaman perbankan perusahaan; yang kedua, pinjaman sindikasi ini dikenakan bunga pinjaman baru yang lebih murah sehingga terdapat penghematan biaya bunga. Pinjaman baru ini juga memperpanjang profil umur pinjaman perusahaan.

 Untuk menunjang pertumbuhan usaha perusahaan, CPIN akan meningkatkan kapasitas produksi di semua lini usaha CPIN, yakni pakan ternak, Day Old Chick (“DOC”) dan daging ayam olahan. Dengan seluruh fasilitas produksi tersebar di beberapa wilayah di seluruh Indonesia, CPIN adalah perusahaan poultry terbesar dengan operasi vertikal yang terintegrasi di Indonesia, CPIN adalah pemimpin pasar di setiap lini bisnisnya – 37% pangsa pasar di pakan ternak, 35% pangsa pasar di DOC, 55% pangsa pasar di daging ayam olahan.

Saat ini, perusahaan poultry yang telah beroperasi sejak 1972 tersebut, tengah membangun pabrik pakan ternak di Jawa Barat dan akan mendirikan beberapa fasilitas sejenis di pulau Jawa dan luar Jawa. Kemudian, fasilitas produksi DOC sedang dibangun di beberapa lokasi di seluruh Indonesia. Sementara, fasilitas daging ayam olahan akan dibangun di beberapa daerah, seperti Jawa Timur, Jawa Barat dan Sumatera Utara. 

Realisasi fasilitas pinjaman sindikasi ini sejalan dengan proyeksi industri poultry yang masih memiliki ruang pertumbuhan yang cukup besar. Pasalnya, daging ayam merupakan sumber protein termurah bagi masyarakat Indonesia dan peningkatan pendapatan per kapita masyarakat menengah berpotensi meningkatkan konsumsi daging ayam yang masih rendah, disamping itu mayoritas populasi di Indonesia adalah muslim, dan ditopang lagi dengan pertumbuhan ekonomi yang stabil. Dengan demikian CPIN akan memiliki sumber pendanaan yang kuat untuk membiayai peningkatan kapasitas produksi di semua lini usahanya. Alhasil, CPIN dapat mengantisipasi permintaan daging ayam yang akan meningkat di masa depan.

Strategi bisnis yang hendak dicapai adalah: meningkatkan pangsa pasar disetiap segmen usaha, mempertajam dan diversifikasi ke bisnis hilir. Selama enam bulan di tahun 2013 atau hingga 30 Juni 2013 pendapatan CPIN adalah sebesar IDR 11,9 triliun dengan laba bersih sebesar IDR 1,5 triliun.

 

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Menyoal Hasil Survei Erick Thohir Sebagai Capres Pilihan Warga NU

JAKARTA-Hasil riset Center for Strategic on Islamic and International Studies

Kemenperin Bentuk Zona Industri Halal di Pulau Jawa

JAKARTA-Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tengah mengembangkan kawasan industri halal seiring besarnya