JAKARTA-Managing Director Paramadina Public Policy Institute, Wijayanto Samirin mengatakan masalah defisit kembar (twin deficits), menjadi ancaman terbesar perekonomian Indonesia di 2013. Twin deficit (defisit perdagangan dan defisit anggaran pemerintah) telah terjadi tahun 2012 dan akan terjadi tahun ini dengan magnitude yang lebih besar.
Di Indonesia kata dia, defisit kembar ini disebabkan empat hal. Pertama, harga komoditi ekspor Indonesia menurun, padahal merupakan lebih dari 50% ekspor. Kedua, pertumbuhan kelas menengah yang membutuhkan barang-barang yang tidak bisa diproduksi didalam negeri. Ketiga, impor minyak yang melejit karena harga minyak yang murah akibat subsidi, sekitar 60% trade defisit Indonesia dari impor minyak. Dan keempat, potensi tidak tercapainya target pendapatan pajak, akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Menurut dia, jika dibiarkan maka Indonesia akan mengalami situasi seperti Amerika Serikat, dimana trade deficit dan budget deficit ditutup dengan hutang. Dalam jangka menengah, hutang akan menumpuk (kebanyakan hutang LN) sehingga akan semakin banyak resources dikeluarkan untuk membayar bunga, serta perekonomian Indonesia akan semakin rentan terhadap guncangan ekonomi global. “Defisit kembar dalam jangka menengah sangat berbahaya, seperti downward death spiral, lingkaran setan yang menjerumuskan. Semakin lama dibiarkan, semakin sulit untuk mengatasinya,” jelas dia.
Langkah paling strategis untuk mencegah defisit kembar ini kata dia dengan mengurangi atau meniadakan subsidi bahan bakar. Jika ini dilakukan, budget deficit akan segera berubah menjadi budget surplus, dan trade surplus pun sangat mungkin terwujud. “Langkah yang lain adalah dengan upaya kreatif meningkatkan pendapatan pajak melalui penurunan tingkat kebocoran penarikan pajak serta memperluas tax base (jumlah pembayar pajak). Upaya meningkatkan kemampuan industri kita untuk mensuplai kebutuhan kelas menengah yang sedang tumbuh pesat juga merupakan langkah yang perlu ditempuh,” pungkas dia.
