Demi Akselerasi Industri, Kemenperin Rangkul Pakar dan Pengusaha

Friday 26 Jun 2015, 6 : 34 pm
by
Menperin Saleh Husin

JAKARTA-Kementrian Industri (Kemenperin) mencatat sektor industri mampu tumbuh 5,21% pada triwulan  I- 2015 atau lebih  tinggi  dibanding pertumbuhan  ekonomi  4,71%. Untuk menggenjot pertumbuhan lebih tinggi sekaligus memperdalam struktur industri, Kemenperin memperkuat koordinasi dengan pelaku usaha dan terbuka dengan berbagai masukan dari para pakar ekonomi.

Hal ini disampaikan Menteri Perindustrian Saleh Husin usai membuka Rapat Sinkronisasi Kebijakan Bidang Perindustrian dengan Dunia Usaha di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Jumat (26/6). “Forum dialog seperti ini menjadi kesempatan kita mendapat masukan dari perspektif yang lebih luas. Jadi, nanti ada pemikiran-pemikiran konstruktif untuk industri nasional,” katanya.

Pakar ekonomi yang hadir adalah Hendri Saparini. Direktur Eksekutif CORE ini memberikan paparan outlook industri manufaktur terkini.

Dia menegaskan, tahapan diskusi selanjutnya akan terus dilakukan. Hal ini penting guna membuka peluang adanya sinkronisasi antara kajian dan analisis para pakar, pelaku usaha, BUMN dan Kemenperin. “Kita sangat terbuka dan merangkul  pelaku usaha, baik BUMN dan swasta. Kan mereka yang mengalami masalah di lapangan. Nantinya, kita juga lakukan sinkronisasi dengan kementerian lain supaya selaras,” ujarnya.

Target sinkronisasi, sebut Menperin, misalnya tentang harga energi baik listrik dan gas untuk kalangan industri. Harga yang lebih ekonomis diyakininya mampu menggenjot daya saing industri nasional. “Juga soal dwelling time yang kemarin menjadi sorotan Presiden,” ulas Saleh.

Prospek industri pengolahan diyakini mampu menarik investasi. Pasalnya Indonesia merupakan produsen produk pertanian utama dengan komoditas unggulan seperti kelapa sawit, kakao, karet, dan rotan. Indonesia sebagai produsen sawit terbesar dunia dengan produksi minyak sawit (CPO dan CPKO) pada tahun 2014 mencapai 31 juta ton, kakao sekitar 0,45 juta ton ,kelapa sekitar 3,3 juta ton dan karet sekitar 3,23 juta ton.  Indonesia juga merupakan produsen migas, mineral logam dan batubara terbesar dunia dengan produksi minyak bumi pada tahun 2014 sebesar 825.000 barel per hari, gas bumi sebesar 7.039 british thermal unit per hari, batubara sebesar 97 juta ton dan sumber pemasok utama nikel dunia dengan produksi 60 juta ton, bauksit sebesar 56 juta ton dan besi sebesar 19 juta ton.

Sepanjang triwulan I, cabang-cabang industri yang mengalami pertumbuhan tertinggi antara   lain  Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 9,05%, Industri Logam Dasar sebesar 8,66%, Industri Makanan dan Minuman sebesar 8,16%, serta Industri Kertas dan Barang Cetakan sebesar 6,02 persen.

Di 2015, ditengah himpitan tekanan ekonomi global, target pertumbuhan industri dipatok 6,3-6,8 persen, dngan jumlah tenaga kerja sektor industri sebanyak 15,5 juta orang,  kontribusi  ekspor  sektor  industri  mencapai  67,3 persen, serta nilai investasi sektor industri sebesar Rp 270 triliun.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Outlook Rating Indonesia Membaik

JAKARTA-Lembaga pemeringkat Japan Credit Rating Agency, Ltd. (JCR) memperbaiki Outlook

CMNP Proyeksikan Laba Bersih di 2021 Naik Jadi Rp663 Miliar

JAKARTA-PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP) memperkirakan perolehan laba