Dinsos Tangel Beri Pelatihan Daur Ulang Sampah Kepada Pemulung

Friday 12 Oct 2018, 1 : 49 pm
by
Pemulung di Kecamatan Setu, Tangerang Selatan mengikuti pelatihan pemanfaatan bahan daur ulang, di Rumah Singgah Dinas Sosial kota Tangsel, Jumat (12/10/2018)

TANGERANG-Sebanyak 30 pemulung yang berasal dari Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mengikuti pelatihan pemanfaatan sampah plastik, Jumat (12/10). Pelatihan ini, untuk meningkatkan kreatifitas dan ekonomi pemulung yang beraktifitas di sekitar Kecamatan Setu.

Kasi Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang, Dinas Sosial Kota Tangerang Selatan, Hadiyana mengatakan, pembinaan dan pelatihan kepada pemulung ini diberikan untuk meningkatkan keterampilan para pemulung, dalam membuat produk kreatif bernilai ekonomi.

Menurutnya saat ini, pekerja non formal yang memiliki daya juang untuk meningkatkan taraf hidupnya itu, meski dibina untuk memperoleh keterampilan dan kebisaan lebih agar derajat ekonominya lebih baik.

“Mendongkrak kreatifitas pemulung, karena biasanya hanya memungut botol. Ini ditambah kemampuanya, untuk membuat kerajinan dari barang bekas yang mereka ambil. Setelah terampil mereka bisa menciptakan kesempatan ekonominya lebih baik,” ucap Hadiyana, di Rumah Singgah Dinas Sosial kota Tangsel Jumat (12/10)

Sebelum mengikuti pembinaan dan pelatihan pemanfaatan bahan daur ulang itu, para pemulung dibekali dengan pengetahuan dan pemanfaatan bahan daur ulang dari limbah (sampah).

“Pembinaannya kemarin dari BPPT Puspiptek kalau pelatihanya hari ini oleh IPEMI (ikatan pengusaha muslim kota Tangsel),” ucap dia.

Mahal (60) warga Baru Asih, Kelurahan Muncul Kecamatan Setu ini mengaku mengikuti pelatihan yang digelar selama dua hari tersebut.

Dalam pelatihan ini, dia mempelajari berbagai keterampilan yang bisa dihasilkan dari barang-barang daur ulang, yang setiap hari dicarinya.

“Kalau mulung terus mungkin badan engga kuat juga. Nyarinya jauh, ngangkat-ngangkat barang banyak juga sudah engga kuat. Kalau dari ini ada hasilnya mo pensiun mulung,” cetus dia.

Menurut dia, dalam sehaari dirinya mampu meraup aneka barang daur ulang seperti bekas plastik dan kardus hingga 50 kilogram sehari.

“Saya sama anak berdua, sehari bisa 40 sampai 50 kilo, macam-macam, ada plastik, kertas, kardus. Plastik emang mahal,” ujarnya.

Mardi (35) pengepul usaha barang bekas juga mengaku tertarik, mempelajari cara kreatif membuat kerajinan tangan dari bahan daur ulang.

“Kalau bisa lebih mahal lagi kan lumayan, dari pada hanya dijual ke bos,” katanya.

Saat ini lanjutnya, harga barang bekas berupa plastik dalam keadaan bersih, dihargai sekitar Rp7000 sampai 7.500 per kilonya. “Untuk yang kotor itu sekitar 4 ribu sampai 4.500 perkilo,” pungkasnya. (Raja Tama)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

HPE CPO dan Kakao Alami Kenaikan

JAKARTA-Kementerian Perdagangan (Kemendag) menetapkan Harga Patokan Ekspor (HPE) CPO periode
Pefindo telah menyematkan prospek CreditWatch dengan Implikasi Negatif terhadap peringkat ISAT, sehubungan dengan rencana penggabungan usaha dengan Tri yang diharapkan selesai pada Desember 2021

Rating TINS Akan Diturunkan, Jika Tambahan Utang Tak Sesuai Proyeksi

JAKARTA-PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menyebutkan bahwa pihaknya bisa menurunkan