Dorong Pertumbuhan, BI Optimalkan Ekonomi Digital

Wednesday 27 Mar 2019, 12 : 35 pm
Data menunjukkan 37 juta UMKM atau lebih dari 60% dikelola oleh perempuan dan 35% dari penjulaan online dihasilkan oleh perempuan
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo,

JAKARTA– Bank Indonesia (BI) optimis perekonomian akan tumbuh terakselerasi dibanding pertumbuhan 2018.

Alasannya hal ini karena reformasi struktural terus berjalan dan tekanan eksternal mereda akibat melunaknya kebijakan moneter Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (Fed).

“Saya optimistis kinerja ekonomi akan lebih baik, pertumbuhan ekonomi lebih tinggi, bahkan lebih cepat meningkat berkat reformasi struktural,” kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat meluncurkan Buku Laporan Perekonomian Indonesia (LPI) 2018 di Jakarta, Rabu, (27/3/2019).

Bank Indonesia masih memasang rentang proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di kisaran 5,0-5,4 persen (yoy).

Sementara tahun lalu pertumbuhan ekonomi hanya sebesar 5,17 persen.

Perry mengatakan reformasi struktural yang telah dilakukan selama empat tahun terakhir akan membuahkan hasil bagi aliran investasi dan konsumsi domestik pada tahun ini.

Pada 2019 di mana tekanan ekonomi global tidak sekencang 2018, Perry menekankan reformasi struktural ekonomi domestik harus dilanjutkan.

Reformasi struktural itu ditekankan pada empat aspek yakni peningkatan daya saing perekonomian nasional.

Kemudian reformasi kedua yakni strategi untuk mengembangkan kapasitas dan kapabilitas sektor industri atau industrialisasi agar dapat mendongkrak ekspor.

Strategi ketiga yakni mengoptimalkan pemanfaatan ekonomi digital termasuk sistem pembayaran.

“Reformasi keempat adalah strategi untuk memperluas sumber pembiayaan ekonomi karena kebutuhan pembangunan Indonesia yang masif dan besar,” ujar dia.

Indonesia, kata dia, juga meyakini aliran modal asing dari pasar keuangan global akan semakin deras masuk ke pasar keuangan domestik.

Salah satu penyebabnya, arah kebijakan The Fed yang kian moderat dengan proyeksi kenaikan suku bunga acuan hanya satu kali dalam dua tahun ke depan.

Artinya tekanan dari kenaikan suku bunga negara-negara maju sudah tidak dirasakan lagi seperti pada 2018.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

17 Caleg Demokrat Jatim Siap Gembosi Karsa

SURABAYA-Jalan pasangan Soekarwo-Saifullah Yusuf (Karsa) merebut kembali tampuk kepemimpinan  di

OJK Rilis SE Buyback 20% Saham Tanpa RUPS

JAKARTA-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus melakukan berbagai upaya untuk menjaga