DPR Desak Ganti Direksi BUMN Rugi

Saturday 20 Jun 2015, 11 : 46 pm
Indopos.co.id

JAKARTA-Anggota Komisi XI DPR Andreas Eddy Susetyo menilai kerugian 26 BUMN yang mencapai sekitar Rp11,7 triliun tidak boleh dipandang remeh. Karena itu Kementerian BUMN perlu mencari solusi secepatnya.
“BUMN itu memang orientasinya kan profit. Kalau sampai merugi ya,  harus dipertanggungjawaban dong. Kalau perlu mengganti jajaran direksinya,” katanya kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (20/6/2015).

Menurut Andreas, pemerintah perlu mencari orang yang tepat, profesional dan bersih. “Kalau perlu lakukan fit and proper test. Tapi sebaiknya orang baru, jangan orang lama. Karena dianggap sudah gagal,” tuturnya.

Saat ditanya siapa yang bertanggungjawab kerugian perusahaan plat merah itu, Andres menjelaskan kalau dari hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) ternyata kerugian BUMN tersebut  memang ada unsur pidana tentu harus ditindaklanjuti. “Masalahnya itukan uang rakyat. Harus jelas kemana larinya dan untuk apa penggunaannya,”  tambahnya.

Selain itu, kata Andreas, penyebab kerugian itu harus dijelaskan secara rinci. Apalagi BUMN itu sumber dananya terbatas. Sehingga BUMN itu ke depan arahnya harus memberikan hasil.

Menurut anggota Fraksi PDIP itu, direksi memikul tanggung jawab sesuai dengan Undang-Undang Perseroan Terbatas (PT). “Jadi mereka melaporkan pertanggungjawaban dalam RUPS kepada pemegang saham,” imbuhnya.

Berdasarkan data  26 BUMN yang rugi itu sepanjang 2014, antara lain :
1. Perum Produksi Film Negara, rugi Rp 1 miliar
2. PT Energy Management Indonesia, rugi Rp 3 miliar (unaudited)
3. PT PDIP Batam Rugi, rugi Rp 5 miliar
4. PT INUKI, rugi Rp 6 miliar (unaudited)
5. PT Primissima, rugi Rp 7 miliar
6. PT Balai Pustaka, rugi Rp 8 miliar
7. PT Indra Karya, rugi Rp 9 miliar
8. PT Survai Udara Penas, rugi Rp 21 miliar
9. PT Perusahaan Perdagangan Indonesia, rugi Rp 37 miliar
10. PT Berdikari, rugi Rp 48 miliar
11. PT Industri Sandang Nusantara, rugi Rp 68 miliar
12. PT Kertas Kraft Aceh, Rp 81 miliar (unaudited)
13. PT Dok & Perkapalan Surabaya, rugi Rp 90 miliar
14. PT Barata Indonesia, rugi 97 miliar
15. PT Iglas, rugi Rp 101 miliar
16. PT Pertani, rugi Rp 123 miliar (unaudited)
17. PT ASEI REI, rugi Rp 128 miliar
18. PT Sang Hyang Seri, rugi Rp 160 miliar (unaudited)
19. PT Dok & Kodja Bahari, rugi Rp 176 miliar
20. PT INTI, rugi Rp 266 miliar
21. PT Rajawali Nusantara Indonesia, rugi Rp 281 miliar
22. Perum Bulog, rugi Rp 459 miliar
23. PT Antam Tbk, Rugi Rp 775 miliar
24. PT Merpati Nusantara Airlines, rugi Rp 1,57 triliun (audited 2013)
25. PT Krakatau Steel Tbk, rugi Rp 2,59 triliun
26. PT Garuda Indonesia Tbk, rugi Rp 4,62 triliun.

Don't Miss

Demi NKRI, Golkar Pererat Komunikasi Dengan Partai Lain

JAKARTA-Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto mengaku perlu mempererat komunikasi

BI Bantah Praktik Kartel Bunga Bank

JAKARTA-Bank Indonesia (BI) membantah dugaan terjadinya praktek kartel dalam penentuan