Ekonomi Melambat, Pengusaha Rasakan Beban Berat

Friday 2 Aug 2019, 1 : 37 am
Pemilik IKM Batik bermerk "Pring Sedapur", Giyanto Hadi Prayitno

JAKARTA-Kalangan pelaku usaha menegaskan paket-paket kebijakan ekonomi yang selama ini telah dikeluarkan Presiden Jokowi-JK belum bisa dinikmati secara konkret Industri Kecil Menengah (IKM).

Implementasi lapangan ternyata sulit di jalankan dan tak sesuai keinginan dunia usaha.

“Artinya kebijakan-kebijakan ekonomi melalui berbagai paket belum memiliki dampak apa-apa,” kata Pemilik IKM Batik bermerk “Pring Sedapur”, Giyanto Hadi Prayitno kepada wartawan di Jakarta, Jumat (2/7/2019).

Batik tulis Pring Sedapur sendiri masih bersifat home industri.

Karyawannya baru mencapai 20-30 orang. Produksinya, sekitar 200 potong sebulan.

Di daerah, kata Giyanto, proses perizinan ternyata tidak mudah. Bahkan ada yang masih mengeluarkan dana.

“Masih berbelit-belit di daerah. Birokrasi masih menghambat,” tegasnya.

Menurut Giyanto, sejumlah paket kebijakan ekonomi tersebut hanya sekedar macan kertas.

Mestinya kebijakan ekonomi ini harus diiringi pula dengan political will.

Dengan begitu, masyarakat mengetahui keseriusan pemerintah.

Lebih jauh kata Giyanto, Presiden Jokowo harus secepatnya memperbaiki dan melengkapi paket-paket kebijakan-ekonomi itu sesuai dengan masukkan dan arahan dari Kadin ataupun dunia usaha.

“Sehingga program kemandirian industri dan pangan bisa terlaksana sesuai target. Ini yang harus diperhatikan,” tambahnya

Disinggung soal tantangan Kabinet Jokowi periode ke dua, sambung lelaki kelahiran Magetan 11 September 1969, tantangannya akan lebih berat.

Termasuk ekonomi, karena perang dagang AS-China belum selesai dalam waktu dekat.

“Kalau tidak tepat menanganinya, banyak industri yang bangkrut dan melahirkan pengangguran,” ungkapnya.

Yang jelas, kata Ketua umum Hasta Mahardhika Suhartonesia (HMS), tolok ukur keberhasilan sebuah pemerintahan itu adalah pertumbuhan ekonomi.

“Nyatanya, pertumbuhan ekonomi saat ini melambat dan cenderung stag. Kami sebagai pengusaha sangat merasakan sekali, beban berat ini. Kadang chas flow perusahaan terganggu, karena macetnya ekonomi,” jelasnya.

Giyanto membeberkan bahwa perusahaan miliknya yang juga bergerak dalam bidang jasa outsourching, ternyata terus berkurang kinerjanya.

“Sekarang banyak pabrik yang mengurangi penggunaan jasa sekuriti. Dulu biasanya menyerap sampai 40 orang, kini hanya menggunakan 20 orang security,” tuturnya.

Sebaiknya pemerintah saat ini fokus saja, lanjut Ketua umum Cinta Soeharto (Citos), terutama masalah perbaikan dan pertumbuhan ekonomi.

“Tak usah mengeluarkan statemen-statemen politik yang menimbulkan keresahan masyarakat,” ucapnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Sidak Pasar Serpong, Harvick Hasnul Qolbi Pastikan Pasokan Pangan Aman

TANGERANG-Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi melakukan sidak di

Diduga Ada Kekeliruan Hitungan Bisnis KA

JAKARTA-Pembangunan kereta cepat dengan perusahaan China dinilai bernuansa politis. Karena