FKKJ: Umat Kristen Harus Berani Masuk Suprastruktur Politik

Friday 19 Aug 2016, 6 : 25 pm
by
Sekjen DPP Badan Interaksi Sosial Masyarakat (BISMA) DR Jhon Palingggi

JAKARTA – Umat Kristiani (Kristen dan Katolik) sudah saatnya berani dan terus memotivasi dirinya untuk berani masuk dalam suprastruktur politik negara yaitu di eksekutif , legislative dan yudikatif.

Hal ini ditegaskan oleh Prof. Dr. Gayus Lumbuun, Hakim Agung dalam diskusi yang diadakan Forum Komunikasi Kristiani Jakarta (FKKJ) di Graha Bethel Jakarta Pusat,  Kamis (18/8).

“Jika tak memungkinkan dan tak punya peluang masuk di suprastruktur, bisa masuk ke infrastruktur politik seperti Organisasi Kemasyarakatan, Lembaga Swadaya Masyarakat, Organisasi Gereja  dan bisa juga masuk menjadi  wartawan di lembaga media massa yang formal maupun jurnalisme warga di media social,”papar Prof Gayus yang menjadi panelis pertama dalam  diskusi yang bertajuk “Peranan Umat Kristiani Dalam Mengisi Kemerdekaan RI.”

Pendapat senada disampaikan Pastor Charles Beraf SVD.

Namun gagasan tersebut terwujud jika terwujudnya equilibrium atau keseimbangan sosial.

“Jika kita umat Kristen harus berani melakukan transformasi sosial. Tindakan ini pun bukan sekedar panggilan sebagai umat Kristiani tapi memang merupakan tuntutan moral,”ungkap Pastor Charles Beraf SVD yang baru saja menyelesaikan studi sosiologi di Filipina.

Bagi pastor Charles dengan situasi seperti sekarang ini tindakan yang dulu pernah disepakati para agamawan menyikapi situasi sosial politik yaitu melakukan tobat sosial tetap masih relevan dilaksanakan.

Dipertajam dengan panelis lain DR.Jhon Palinggi (Pengusaha dan Sekjen DPP BISMA/Badan Interaksi Sosial Masyarakat), menegaskan umat Kristiani harus berani juga bermain di dua kutub seperti di pressure grup (kelompok penekan) juga bisa di interest grup (kelompok yang punya kepentingan) .

Contoh yang sangat sederhana jika ada penutupan Gereja ataupun perusakan dan pembakaran yang harus dipertanyakan siapakah pengurus Gereja itu? Kok bisa terjadi seperti itu.

”Penutupan Gereja adalah indikasi tidak jalannya peran umat Kristen di tengah-tengah masyarakat yang majemuk,”tegas Jhon Palinggi.

Dalam konteks yang sama panelis Prof Dr. Marten Napang SH,MH,Msi mengatakan umat Kristiani harus bisa berperan untuk menonjolkan multicultural dalam bersosialisasi di tengah masyarakat.

“Jika kita menonjolkan monokultural maka yang terjadi adalah radikalisasi agama, korupsi dan menumpas yang minoritas,”tegas Prof Marten.

Sebelum Diskusi Panel dilaksanakan Forum Komunikasi Kristiani Jakarta (FKKJ) yang kini dipimpin Pdt. DR. Ferry Haurissa (ketua umum) dan Drs. Yosef Ariwibowo (Sekretaris Umum) pada Kamis, 18 Agustus 2016 juga dilakukan pelantikan pengurus baru periode baru 2016-2019. Sebelumnya Ketua FKKJ dipimpin oleh Theopilus Bella ( 2013-2016) .

Diskusi ini dihadiri sejumlah tokoh Kristiani dan pemimpin gereja, seperti Ketua Majelis Pertimbangan PGI, Pdt. DR. Nus Reimas.

Dan panitia mengharapkan dengan acara ini, umat Kristiani bisa mengetahui informasi terkini tentang persoalan yang dihadapi gereja, masyarakat dan bangsa ini setelah 71 tahun  merdeka dari para tokoh yang diundang bicara.

FKKJ yang berdiri sejak awal Reformasi pada 1998 lalu, selama ini memang giat mengadakan diskusi atau seminar yang mengundang tokoh-tokoh nasional dan tokoh lintas agama.

FKKJ bertujuan untuk mengupayakan kerukunan dan kedamaian di tengah masyarakat dan umat beragama.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Laba Bersih CSRA Naik Jadi Rp41,38 Miliar

JAKARTA- PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA) sepanjang Kuartal I-2021

Unicorn Dikuasai Asing, Ini 3 Persoalan Utamanya

JAKARTA-Anggota Komisi XI DPR-RI Ecky Awal Mucharam meminta pemerintah untuk