Gerindra Tolak Privatisasi Semen Baturaja

Wednesday 13 Feb 2013, 12 : 42 pm
by
Anggota Komisi XI DPR, Sadar Subagyo

JAKARTA-Fraksi Partai Gerindra DPR menolak  privatisasi PT. Semen Baturaja (Persero) sebab terlalu berisiko bila perusahaan kebanggaan warga Sumatera Selatan itu dijual ke publik. 

Anggota Komisi XI DPR Fraksi Partai Gerindra, Sadar Subagyo menegaskan, PT. Semen Baturaja (Persero) sebaiknya digabungkan dengan PT. Semen Indonesia untuk memperkuat Holding BUMN industri semen.

“Dengan semangat memajukan BUMN industri semen nasional, Fraksi Partai Gerindra menolak diberlakukannya privatisasi BUMN PT. Semen Baturaja (Persero) melalui IPO,” tegas Sadar di Jakarta, Rabu (13/2).

Sebelumnya, Rapat Komisi XI DPR RI akhirnya memutuskan dapat menyetujui rencana privatisasi PT. Semen Baturaja (Persero) dalam Program Tahunan Privatisasi Tahun 2012 dengan melepas kepemilikan saham melalui IPO maksimal 35% (saham baru), termasuk kepemilikan karyawan (MESOP).

Menurut Sadar, bergabungnya PT. Semen Baturaja (Persero) ke PT. Semen Indonesia, dapat meningkatkan kemampuan produksi yang dihasilkan  PT. Semen Gresik, PT. Semen Padang, dan PT. Semen Tonasa yang tergabung dalam PT. Semen Indonesia.  Selain meningkatnya kemampuan produksi, penguasaan pasar semen nasional oleh Holding BUMN Industri Semen juga akan semakin membaik. 

Selain meningkatnya kemampuan produksi, penguasaan pasar semen nasional oleh Holding BUMN Industri Semen juga akan semakin membaik. 

“Sekali lagi saya tegaskan, Fraksi Partai Gerindra tidak setuju dengan rencana privatisasi melalui IPO tersebut,” tegas Sadar.

Sadar menjelaskan, Semen  merupakan industri strategis.  Bahkan Sadar khawatir bila dijual ke publik akan mengulang kisah lama.

“Bisa saja pembelinya orang Indonesia tapi di belakangnya asing,” kata Sadar.

Padahal jelas  Sadar, banyak cara untuk mendapatkan dana selain IPO.  

“Mereka bisa beli saham dan mengembangkan semen di Vietnam. Masak di Indonesia nggak bisa beli saham Semen Baturaja,” jelas dia.

Guna melengkapi proses persetujuan penawaran umum saham perdana (IPO) PT Semen Baturaja (Persero), rencananya Komisi XI DPR akan memanggil Kementerian Keuangan, Kementerian Negara BUMN dan Semen Baturaja paling tidak pada pekan depan.

Pemanggilan tersebut untuk mendapatkan jawaban terkait catatan dari seluruh fraksi.

“Kami menunggu untuk bertemu Meneg BUMN (Dahlan Iskan), Semen Baturaja dan Menteri Keuangan (Agus Martowardojo). Tetapi, kami setuju dengan sejumlah catatan yang perlu juga dijawab tertulis,” kata anggota Komisi XI DPR dari Fraksi Partai Golkar, Kamaruddin Sjam di Gedung DPR Jakarta, Rabu (13/2).

Menurut Kamaruddin, seharusnya pada pekan ini Sekretariat Jenderal DPR sudah mengumumkan agenda pemanggilan tersebut.

“Tetapi saya kira rencana pemanggilan itu tidak lama lagi, paling tidak minggu depan,” ujar dia.

Lebih lanjut dia mengatakan, secara substansi Partai Golkar menyetujui IPO Semen Baturaja, karena dana tersebut memang diperlukan untuk mengembangkan perusahaan.

“Dana (dari IPO) itu adalah yang paling murah. Hanya ada satu (fraksi) yang tidak setuju. Dari Hanura,” tutur dia.

Kendati secara resmi IPO tersebut belum disetujui, kata Kamaruddin, namun pada rapat internal Komisi XI sudah menyepakati IPO Semen Baturaja.

“Kalau satu fraksi saja tidak setuju, tetap saja akan disetujui kalau lewat voting. Itu tidak ada pengaruhnya.

“Secara resmi belum , tetapi secara rapat internal sudah sepakat,”  pungkas dia.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengemukakan, pengambil alihan 51 persen saham PT Freeport Indonesia (FI) dari Freeport McMoRan Inc. (FCX) dan Rio Tinto, yang diresmikan dalam penandatangan perjanjian divestasi, Kamis (27/9) sore, bukan proses yang mudah.

Pertumbuhan Ekonomi Harus Diimbangi dengan Infrastruktur

JAKARTA0Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menjelaskan apabila ekonomi terus

Kenaikan Tarif Masuk TNK Memicu UMKM di Labuan Bajo Gulung Tikar

JAKARTA-Peneliti The Indonesian Institute, Center For Public Policy Research (TII),