GPP: Jika Tak Suka Pancasila, Silahkan Hengkang dari NKRI 

Saturday 1 Jun 2019, 11 : 55 pm
by
Ketum GPP Dr Antonius Dieben Manurung (dua paling kiri) dalam diskusi, tampak hadir Budayawan Dr. Zastrouw Al-Ngatawi (pakai blankon)

JAKARTA-Ketua Umum Gerakan Pembumian Pancasila (GPP) Dr Antonius Manurung menegaskan, Ideologi Pancasila sudah tuntas dan final bagi seluruh komponen bangsa Indonesia sehingga tidak perlu diperdebatkan. Karenanya, bagi siapa saja yang tidak suka dengan Pancasila, silahkan hengkang dari NKRI.

“Jika tidak suka dengan ideologi Pancasila silahkan hengkang dari negeri ini,” tegas Anton dalam dialog memperingati hari Pancasila  yang ke 74 Tahun dan deklarasi berdirinya GPP, di Tugu Proklamasi, Jakarta, Sabtu (1/6).

Hadir dalam deklarasi GPP, Budayawan yang juga mantan pengawal pribadi Presiden ke-4 KH Abdurrahman Wahid, Dr Zastrouw Al-Ngatawi, Sekretaris Dewan Pakar Persaudaraan Alumni GMNI Dr Andi Tyman Nitisastro. 

Psikolog Tika Wibisono hadir membawakan puisi kebangsaan. Didukung Paduan Suara Merah Putih yang disertai doa bersama secara Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindu, Konghucu, dan aliran kepercayaan.

Anton menuturkan ideologi Pancasila tidak bisa diabaikan dengan ajaran Bung Karno (Soekarno) Marhaenisme.

Soekarno membuat gagasan yang luar biasa. Pasalnya diusia 26 tahun, di Ceregleg, Bandung Selatan, Bung Karno telah membuat gagasan pemikiran Marhaenisme. 

“Bicara Pancasila tanpa Marhaenisme tidak kongkrit dan tidak pas. Selain itu, dua kekuatan yang dihadapi Indonesia kini yakni radikalisme dan kapitalisme,” ujar alumni Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI) asal Universitas Sumatera Utara itu. 

Lebih lanjut Anton melihat, nilai kebersamaan di tengah masyarakat Indonesia sudah tergerus. Bahkan banyak tingkah pola yang tidak lagi mencerminkan nilai-nilai ideologi Pancasila. Karena itu, menurut dia, perlu dilakukan pembumian nilai-nilai Pancasila bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Dalam kesempatan yang sama, Zastrouw mengingatkan, berdasarkan hasil lembaga survei Setara Institute menyebutkan, 10 penguruan tinggi negeri ternama Indonesia terpapar gerakan radikalisme. 

“Ini sudah warning untuk pembersihan gerakan radikalisme di dalam kampus. Jika tidak diantisipasi maka akan menjadi bumerang bari negeri ini,”tutur Zastrouw. 

Dia mengatakan, Pancasila tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Karena Pancasila adalah hasil pemikiran para pendiri bangsa dan tokoh-tokoh Islam.

“Jadi kalau ada yang mengatakan bertentangan, karena paham Islamnya yang salah,” ucap Zastrouw. 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

OJK-IDB Sepakat Bangun Pusat Pengembangan Keuangan Mikro

JAKARTA-Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengandeng Islamic Development Bank (IDB) mendirikan
Jasmerah merupakan pesan yang masih sangat relevan sampai saat ini. Karena para elit bangsa Indonesia cenderung meninggalkan sejarah. Melupakan sejarah.

Arti Konstitusi, Pelanggaran dan Konsekuensi: Berhenti atau Diberhentikan

Oleh: Anthony Budiawan Setiap negara mempunyai Konstitusi. Konstitusi Indonesia dinamakan