Hukum, Parpol Yang Banyak Caleg Artis

Friday 3 May 2013, 7 : 51 pm
daridulu.com/Cilla

JAKARTA-Masyarakat diminta berani menghukum atau menjatuhkan sanksi kepada partai politik (parpol) yang terlalu banyak merekrut artis.  Karena menjadi legislator diperlukan kualitas. “Partai nakal harus diberi hukuman. Makanya, kalangan akademisi, masyarakat, media massa,  mari kita dorong partai yang mengusung caleg tidak berkualitas untuk dihukum dengan tidak memilihnya,” kata Pakar Psikologi Politik dari Universitas Indonesia (UI), Hamdi Muluk dalam diskusi “Caleg Selebritis Vs Caleg Berkualitas” bersama senator asal Jateng, Poppy Darsono dan caleg PDI Perjuangan Edo Kondologit, di Jakarta, Jumat (2/5).

Menurut Guru Besar Psikologi UI ini, parpol yang terlalu banyak mencalegkan artis disinyalir hanya mencari keuntungan saja demi meraih suara. Padahal profesi sebagai legislator bukanlah profesi yang mudah. “Jangan negara direndahkan, pilih legislator yang terbaik, kualitas kualitas dan kualitas,” tegasnya.

Namun kata Hamdi lagi, bukan cuma artis saja yang perlu dikritisi. Juga kader parpol yang tidak matang perlu mendapat sanksi. Alasannya, uang rakyat bukan untuk belajar. “Kalau konsep saja enggak mengerti , lalu bagaimana mau jadi legislator. Bukan hanya artis, caleg pengusaha yang memble tolak juga, dosen yang enggak bermutu tolak juga,” tegasnya lagi.

Diakui designer kondang Poppy Darsono, sebagai caleg, baik di DPR maupun DPD  RI, tidak cukup hanya bermodalkan popularitas artis. Dirinya memaklumi kritikan masyarakat terhadap caleg artis belakangan ini. “Semua orang termasuk artis adalah berhak terjun ke dunia politik. Memang banyak artis nyaleg yang hanya bermodalkan popularitas,” ungkapnya

Namun kritik tak hanya ditujukan terhadap artis saja, sambung mantan pengurus KADIN ini, karena banyak juga kader parpol yang non artis di DPR maupun DPD RI ternyata tak berideologi, dan itu jumlahnya lebih banyak dibanding artis. “Karena itu, baik artis maupun non artis sebisa mungkin sebelum nyaleg seseorang itu sudah siap dengan segala tugas yang akan dijalankan,” ujarnya mengingatkan.

Sayangnya, lanjut Poppy, masyarakat Indonesia ini amnesia (pelupa) terhadap jejak rekam seseorang, sehingga meski sebelumnya kesohor sebagai koruptor, maling, dan perilaku buruk lainnya, tetap saja terpilih sebagai anggota dewan. “Bahkan sekarang ini koruptor dijadikan pahlawan. Itu kan amnesia,” ujarnya kecewa.

Sementara itu, kader PDI Perjuangan asal Papua, Edo Kondologit mengaku optimis akan terpilih sebagai anggota DPR RI periode 2014-2019. Apalagi pencalegannya sudah dimulau pemilu 2009 silam, namun belum beruntung. “Saya ini bukan orang baru di PDI Perjuangan. Sudah bergabung sejak tahun 2007 dan nyaleg 2009. Hanya belum beruntung masuk ke Senayan tandasnya.

Edo mengaku sudah memiliki modal politik, ideologi, dan kerja-kerja politik lainnya yang mesti dijalankan. “Memang saya seniman, dan akan berjuang melalui seniman khususnya untuk kemajuan rakyat tanah Papua. Itu penting, karena rasa bangga saya sebagai seniman selama ini, ternyata nasib rakyat Papua tak lebih baik dari yang saya banggakan,” ungkapnya. **can

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Golden Eagle Energy Raih Pendapatan Rp 1,01 Triliun pada 2023

JAKARTA – PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT), emiten di bidang pertambangan
Impor

Airlangga: Ada Pengalihan Gula Rafinasi ke Pasar untuk Tekan Harga

JAKATA-Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan ada pengalihan