DENPASAR-Praktisi pariwisata yang juga Ketua Yayasan Pembangunan Sanur, IB Sidharta Putra mengeritik keras wacana Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Wishnutama Kusubandio yang berencana menyulap objek pariwisata Toba dan Bali menjadi wisata ramah muslim.
Gusde sapaannya menilai menilai langkah Wishnutama kurang simpatik dan mengagetkan masyarakat Indonesia.
“Pak menteri sendiri sejak dilantik sampai saat ini belum kunjungan kerja ke Bali. Belum mengetahui dan melihat karakter alam Bali dan masyarakatnya. Terus bikin pernyataan seperti ini. Tentu hal ini kurang simpatik dan bisa menimbulkan persepsi yang macam-macam terhadap pak menteri sendiri,” kata Gusde saat dihubungi di Bali, Senin (11/11).
Mestinya ujar Gusde, diawal masa jabatan ini, Kementerian Pariiwisata dan Ekonomi Kreatif perlu melakukan penguatan destinasi wisata, kordinasi antar kementerian terkait serta menjalin hubungan dengan pemerintah daerah khususnya di daerah-daerah yang menjadi basis pariwisata.
“Harusnya ketemu dulu dengan praktisi dan pelaku pariwisata di Bali menjelaskan program apa yang dilakukan, jangka pendek, menengah dan panjang. Dengan demikian Pak Menteri akan tahu apa yang mesti dikerjakan. Kenapa? Suka tak suka Bali penyumbang 40 persen dari total pendapatan pariwisata untuk Indonesia. Dan kita di Bali selalu siap dan mensupport siapa pun menteri pariwisatanya,” kata Gusde.
Dengan pernyataan Menparekraf ini justru melahirkan tanda tanya bagi masyarakat Bali.
“Bali diminati wisatawan karena apa? “Karena frendly dan keramahtamahan. Dan semua ini sudah ada sejak puluhan tahun silam. Jangan sampai pernyataan ini membuat Bali kecewa berkepanjangan. Dan untuk menghidupi lima destinasi Bali baru atau 10 destinasi Bali baru, Bali punya peran karena sumber daya manusia yang berkaitan hospitality sudah terlatih dan terdidik. Dan siap mengedukasi destinasi-destinasi Bali baru,” pungkas Gusde.