Incar Sektor Pertanian, Investor Australia Siapkan Dana Rp 1,6 Triliun

Monday 14 Mar 2016, 6 : 17 pm
by
Kepala Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani

JAKARTA-Minat investasi dari negara Australia terus bermunculan. Setelah berminat menanamkan modal di sektor pariwisata sebesar US$ 10 juta, kini giliran sektor pertanian yakni perkebunan dan peternakan terintegrasi yang dibidik oleh investor dari negeri Kangguru. Investor Australia menyiapkan dana sebesar US$ 130 juta (setara dengan Rp 1,6 triliun dengan kurs dolar AS Rp 12.500) untuk menanamkan modal di sektor-sektor potensial tersebut.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menjelaskan investor Australia tersebut telah membidik minat investasi dua provinsi utama yakni Provinsi Lampung dan Provinsi Papua. “Jadi investor Australia akan bekerjasama dengan investor dari negara lain, untuk di Lampung mereka akan bekerjasama dengan investor Tiongkok, sedangkan di Merauke, Papua mereka telah menjalin komunikasi dengan investor asal Korea Selatan,” ujarnya dalam keterangan resmi kepada media, Senin (14/3).

Menurut Franky, perusahaan telah melakukan pendekatan ke Pemerintah Daerah Provinsi Lampung dan Pemda tengah mengupayakan ketersediaan lahan seluas 500-600 Hektar di Lampung Tengah. “Perwakilan perusahaan telah mengunjungi rencana lokasi proyek pada tanggal 25-27 Februari 2016 untuk melihat langsung potensi lokasi usaha, dan mendapatkan respon yang positif,” jelasnya.

Lebih lanjut Franky menambahkan bahwa pihak investor menyampaikan, kemungkinan model yang serupa akan diaplikasikan pada perkebunan kelapa sawit mereka yang ada di Sumatera. “Total investasi di Provinsi Lampung diperkirakan mencapai US$ 30-50 Juta,” ungkapnya.

Selain itu, perusahaan asal Australia ini akan bermitra dengan perusahaan Korea Selatan yang sebelumnya sudah berinvestasi dalam penanaman padi seluas 300 Hektar. “Diperkirakan total nilai investasi di Merauke akan mencapai lebih dari US$ 100 Juta. Saat ini perusahaan mendapatkan informasi preliminary dari Pemerintah Daerah Merauke mengenai ketersediaan lahan 4.000 dan 5.000 ha untuk pertanian dan perkebunan atau peternakan,” paparnya.

Sementara Pejabat Promosi Investasi kantor perwakilan BKPM (IIPC) Sydney Sri Moertiningroem menambahkan bahwa investasi sektor peternakan dan perkebunan terintegrasi ini diharapkan berdampak positif pada ketersediaan pangan di Indonesia. “Dua sektor minat yang disampaikan terkait dengan komoditi strategis, yakni padi dan daging sapi, dengan realisasi investasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan keberlanjutan pasokan dan mengurangi impor komoditi tersebut,” imbuhnya.

Sri juga mengemukakan bahwa proyek ini akan menjadi proyek yang kepemilikan sahamnya merupakan gabungan negara dari Australia dengan China dan Korea Selatan. Terdapat beberapa opsi bentuk kerjasama yang akan dilakukan yaitu dengan pemanfaatan aset pemerintah daerah melalui kerjasama operasi (KSO) atau joint venture dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).   “Peternakan terpadu nantinya merupakan areal penanaman beberapa jenis pohon sebagai bahan dasar pembuatan kertas sekaligus terintegrasi dengan peternakan sapi dan kambing, mengingat kebutuhan hewan ternak (livestock) di Indonesia yang masih tinggi,” sebutnya.

Dari data BKPM tahun 2015, realisasi investasi Australia berada di peringkat 12 sebesar US$ 167 juta terdiri atas 443 proyek. Sementara dalam posisi sejak periode 2010-2015, tercatat investasi yang masuk ke Indonesia dari Australia sebesar US$ 2,07 miliar. (GAM)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

ILC Apresiasi Upaya Indonesia Hapus Diskriminasi Upah

JAKARTA-Pemerintah Indonesia mendapatkan apresiasi dalam pembahasan-pembahasan perkembangan ketenagakerjaan di tingkat

GPP: Jika Tak Suka Pancasila, Silahkan Hengkang dari NKRI 

JAKARTA-Ketua Umum Gerakan Pembumian Pancasila (GPP) Dr Antonius Manurung menegaskan,