Indeks Saham ke Zona Merah

Thursday 24 Oct 2013, 10 : 38 am
by

JAKARTA-Setelah preferensi atas risiko meningkat Rabu malam (23/10) pengumuman laporan keuangan AS menarik indeks saham ke zona merah. Dow Jones dan S&P 500 masing-masing terpangkas 0.35% dan 0.47% di hari dimana Cartepillar, Broadcom Corp. dan beberapa perusahaan lainnya mengumumkan pendapatannya lebih rendah dari harapan pasar. “Dollar Index naik tipis semalam 0.04%,” ujar analis valas PT Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih di Jakarta, Kamis (24/10).

Di sisi lain kata dia mata uang utama dunia melemah. Akan tetapi, harapan perlambatan perekonomian AS masih terasa di pasar dini hari tadi. Harga minyak kembali turun ke kisaran 96, sejalan dengan yield obligasi pemerintah AS yang terpangkas 1bps. “Sampai kemarin sore pasar Asia terus terbawa suasana optimisme,” jelas dia.

Menurut dia. Jakarta Composite Index menguat 0.75% ke 4,546 bersama dengan KLCI Malaysia dan SE Thailand. Mata uang Asia juga kebanyakan menguat cukup tajam. Sementara itu, walaupun NDF 1 bln melemah ke 10,955, Bank Indonesia (BI) mulai percaya diri untuk memangkas lagi kurs rupiah JISDOR ke kisaran 11,258. Tren pelemahan dollar yang sudah mulai reda berpeluang mendorong pelemahan rupiah hari ini. Kurs spot yang dirangkum oleh bloomberg pagi ini dibuka di kisaran 11,285.

Kemarin BKPM mengumumkan nilai realisasi penanaman modal di Indonesia pada kuratal III naik 0.7% q-q ke IDR100.5tln dari yang sebelumnya IDR99.8tln. Semenjak awal tahun, realisasi penanaman modal sudah mencapai IDR293.3tln. Angka tersebut adalah 75% dari target 2013 BKPM yang IDR390tln. Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, realisasi penanaman modal meningkat 22.9% y-y. Dari total, penanaman modal asing berkontribusi IDR67tln atau sekitar 66.7%. Berdasarkan sektor, penanaman modal asing fokus ke sektor-sektor seperti Pertambangan (20.7%), Industri Alat Angkutan dan Transportasi Lainnya (13.1%) dan Industri Logam Dasar, Barang Logam, Mesin dan Elektronik (13%).

Dia menjelaskan, perkembangan investasi yang cepat akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat. Akan tetapi dengan investasi yang fokus untuk konsumsi di pasar domestik dan bahan baku yang kebanyakan didatangkan dari negara lain, keseimbangan neraca pembayaran bisa tetap terjaga untuk condong ke arah defisit. Investasi yang cepat bisa dinikmati tanpa harus mendatangkan defisit neraca pembayaran jika harga komoditas utama yang menguasai ekspor Indonesia kembali ke level yang lebih tinggi.

Pasar obligasi

Perdagangan Kamis (24/10) berjalan lesu meskipun dari laporan transaksi harian terlihat volume yang cukup besar yaitu diatas IDR5tln. Namun jenis transaksi yang terjadi sebagian besar adalah transaksi pemindah bukuan dan repo. Sementara itu transaksi real jual beli di pasar sekunder cenderung sepi dan diwarnai dengan sedikit penurunan yield. Seri-seri teraktif yang diperdagangkan adalah seri FR68 dan FR71 yang yield-nya menurun 25 – 75 bps. Secara umum harga ditutup melemah pada perdagangan hari ini. Pasar melihat harga SUN saat ini sudah sangat tinggi, atau dengan kata lain yield saat ini sudah terlalu rendah, sehingga mengurangi keinginan investor untuk masuk meramaikan pasar. (SSI Fixed Income Department)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

BNI Catatkan Peningkatan Pengguna Mobile Banking Sampai Dengan 20,9%

JAKARTA-PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) berhasil mencatatkan kinerja

Pemerintah Diskriminatif Terhadap Pendidikan Madrasah

JAKARTA-Pemberdayaan madrasah terkesan setengah hati. Karena anggaran pengembangan pendidikan madrasah