Indonesia di Ambang Krisis Ekonomi

Monday 2 Dec 2013, 5 : 08 pm
by

JAKARTA-Indonesia mulai memasuki ambang krisis ekonomi. Hal ini terjadi jika pemerintah tidak membuat kebijakan jangka pendek untuk menekan defisit neraca transaksi berjalan. “Apabila current account deficit tetap besar tanpa ada kebijakan jangka pendek, maka empat bulan ke depan kita akan memasuki krisis,” kata  pengamat ekonomi EC-Think Indonesia, Aviliani di Jakarta, Senin (2/12).

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), defisit neraca transaksi berjalan pada kuartal III 2013 menjadi 8,4 miliar dollar AS atau 3,8 persen dari produk domestik bruto (PDB). Defisit transaksi berjalan ini menurun dibandingkan pada kuartal sebelumnya, yakni mencapai 9,9 miliar dollar AS atau 4,4 persen dari PDB. Pemerintah memperkirakan defisit sampai akhir tahun ini sebesar US$ 31 miliar. Angka defisit ini lebih besar dibandingkan dengan total defisit di tahun 2012 sebesar US$ 24,42 miliar.

Menurut dia, kebijakan jangka pendek pemerintah untuk menekan defisit transaksi berjalan harus bersifat mandatory terkait pengembangan energi baru terbarukan. Dia mengatakan, masih memungkinkan bagi pemerintah untuk mengembangkan energi alternatif tersebut di sisa waktu empat bulan ke depan.

Selain itu, jelas dia, implementasi kebijakan untuk mengurangi konsumsi BBM bersubsidi hingga 50 persen bagi mobil pribadi juga menjadi solusi efektif. “Mobil pribadi juga bisa diminta untuk mengurangi konsumsi BBM bersubsidi. Ini akan menjadi langkah efektif dan tidak perlu kebijakan lain yang membutuhkan waktu panjang,” katanya.

Aviliani menjelaskan, sejauh ini impor minyak menjadi sumber utama pemicu defisit neraca transaksi berjalan, sehingga pemerintah harus mengutamakan penanganan kegiatan importasi ini. “Current account deficit merupakan persoalan utama yang menyebabkan buruknya perekonomian kita, termasuk juga pelemahan rupiah,” ucapnya.

Sebelumnya, Senior Resident Representative IMF, Benedict Bingham menilai defisit neraca transaksi berjalan yang saat ini membebani perekonomian Indonesia sudah tidak sehat lagi. Karena itu, pemerintah Indonesia harus segera mengatasi persoalan ini “Kebutuhan impor masuk dalam jumlah besar, tapi tidak diimbangi dengan peningkatan ekspor, sehingga membuat defisit semakin membesar. Ada banyak cara yang bisa dilakukan. Misalnya, meningkatkan ekspor nonkomoditas,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

BNI Pastikan Layanan Siap Sambut Idul Fitri 2024

JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) memastikan

Penuntasan Kasus Kekerasan Seksual di Panti Asuhan Depok Butuh Dukungan Publik

JAKARTA-Jaringan Masyarakat Sipil Untuk Penuntasan Kasus Kekerasan Seksual Yang Dialami