Inflasi Idul Fitri 2016 Terkendali

Tuesday 2 Aug 2016, 2 : 56 am
by
Bank Indonesia

BALI-Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Juli 2016 tercatat sebesar 0,69% (mtm) sejalan dengan perkiraan Bank Indonesia (BI). Inflasi IHK pada periode Idul Fitri tahun ini cukup terkendali dan lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata inflasi periode Idul Fitri dalam empat tahun terakhir. Hal ini tidak terlepas dari berbagai kebijakan yang ditempuh Pemerintah serta koordinasi yang kuat antara Pemerintah dan BI dalam menghadapi Idul Fitri. “Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK secara year to date (ytd) dan tahunan (yoy) masing-masing mencapai 1,76% (ytd) dan 3,21% (yoy),” ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara dalam keterangannya, Senin (1/8).

Terkendalinya inflasi Idul Fitri tahun ini terutama bersumber dari inflasi komponen volatile foods (VF) yang terjaga dan inflasi komponen inti yang rendah. Inflasi komponen VF tercatat sebesar 1,20% (mtm) atau 7,14% (yoy), lebih rendah dari rata-rata inflasi VF pada periode Idul Fitri dalam empat tahun terakhir.

Inflasi komponen ini terutama bersumber dari peningkatan harga komoditas bawang merah, daging ayam ras, kentang, ikan segar, beras, cabai merah dan daging sapi, seiring dengan meningkatnya permintaan saat Idul Fitri.

Namun, inflasi VF tertahan dengan menurunnya harga komoditas lainnya seperti telur ayam ras, sawi hijau, dan sawi putih. Di sisi lain, inflasi komponen administered prices (AP) tercatat sebesar 1,32% (mtm), atau secara tahunan mencatat deflasi sebesar 0,85% (yoy). Inflasi komponen AP di bulan Juli ini terutama didorong oleh kenaikan tarif angkutan udara, tarif angkutan antar kota dan tarif kereta api. Sementara itu, inflasi inti tercatat cukup rendah, yaitu sebesar 0,34% (mtm) atau 3,49% (yoy). “Perkembangan inflasi inti tersebut sejalan dengan masih terbatasnya permintaan domestik, menguatnya nilai tukar rupiah dan terkendalinya ekspektasi inflasi,” imbuhnya.

Ke depan, inflasi diperkirakan tetap terkendali dan berada pada sasaran inflasi 2016, yaitu 4% plus minus 1% (yoy). Koordinasi kebijakan Pemerintah dan BI dalam mengendalikan inflasi akan terus dilakukan, khususnya mewaspadai tekanan inflasi VF akibat dampak fenomena La Nina. “Koordinasi Pemerintah dan BI akan difokuskan pada upaya menjamin pasokan dan distribusi, khususnya berbagai bahan kebutuhan pokok, dan menjaga ekspektasi inflasi,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Mengenal Istilah Profil Risiko Kesehatan dalam Ketentuan Pengamanan Zat Adiktif UU Kesehatan

JAKARTA-Undang-undang Kesehatan (UU Kesehatan) yang telah disahkan oleh DPR RI

Pecahkan Rekor Dunia: PT Freeport Indonesia Bentangkan Bendera Raksasa di Puncak Grasberg

TEMBAGAPURA-PT Freeport Indonesia (PTFI) mengukir sejarah dunia dengan memecahkan Guinness