Investasi Penting Tumbuhkan Industri Substitusi Impor dan Orientasi Ekspor

Tuesday 5 Mar 2019, 2 : 27 pm
by
Menko Airlangga Hartarto
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto

JAKARTA – Pemerintah sedang giat mendorong peningkatan investasi di Indonesia, baik dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) maupun penanaman modal asing (PMA).

Upaya strategis ini berperan penting untuk menumbuhkan industri substitusi impor dan berorientasi ekspor sehingga dapat menguatkan struktur perekonomian nasional saat ini.

“Berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0, salah satu program prioritasnya adalah menarik minat investasi asing. Hal ini dapat memberikan transfer teknologi ke perusahaan lokal, terutama dalam penerapan digitalisasi seiring dengan kesiapan kita memasuki era industri 4.0,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Jakarta, Selasa (5/3).

Oleh karena itu, menurut Menperin, pemerintah terus memfasilitasi kemitraan antara perusahaan global dengan pelaku industri lokal.

“Melalui transfer teknologi, kami yakin akan terjadi peningkatan pengetahuan dan keahlian bagi tenaga kerja kita sehingga menjadi kompeten dan kompetitif. Selain itu dapat memperluas jaringan usaha termasuk untuk pasar ekspor,” sebutnya.

Lebih lanjut, peningkatan investasi khususnya di sektor industri manufaktur, selama ini konsisten membawa efek berantai yang luas bagi perekonomian seperti pengoptimalan pada nilai tambah sumber daya alam di dalam negeri, penyerapan tenaga kerja, dan penerimaan devisa dari ekspor.

“Kami mencontohkan, di Morowali, yang sudah berhasil melakukan hilirisasi terhadap nickel ore menjadi stainless steel. Kalau nickel ore dijual sekitar USD40-60, sedangkan ketika menjadi stainless steel harganya di atas USD2000. Selain itu, kita sudah mampu ekspor dari Morowali senilai USD4 miliar, baik itu hot rolled coil maupun cold rolled coil ke Amerka Serikat dan China,” paparnya.

Melalui kawasan industri Morowali, investasi pun terus menunjukkan peningkatan, dari tahun 2017 sebesar USD3,4 miliar menjadi USD5 miliar di tahun 2018.

“Jumlah penyerapan tenaga kerja di sana terbilang sangat besar hingga 30 ribu orang,” imbuhnya.

Selain itu, Kementerian Perindustrian juga mendorong tumbuhnya industri hilirisasi batubara agar dapat menghasilkan produk bernilai tambah tinggi dan substistusi impor seperti urea, Dimethyl Ether (DME), serta polypropylene.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Pemerintah Beri Diskon Pajak 50% Untuk Investasi Minimal Rp 500 Miliar

JAKARTA-Pemerintah melalui Kementerian Keuangan melakukan perubahan mengenai pemberian fasilitas pengurangan

Waspadai Perang AS-Iran Terhadap Ekonomi Indonesia

JAKARTA-Ketegangan yang terjadi antara AS dengan Iran berdampak luas terhadap