Jaga Cadev, BI Terus Berkoordinasi dengan Pemerintah

Saturday 6 Jul 2013, 1 : 47 am
by

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) terus melakukan koordinasi dengan Pemerintah pusat dan daerah untuk menjaga cadangan devisa (cadev) Indonesia yang cenderung menurun. Posisi cadev Indonesia berkurang sebesar 2,11 miliar dollar Amerika Serikat (AS) dari posisi akhir April 2013 yang mencapai 107,26 miliar dollar AS ke posisi 105,15 miliar dollar AS per Mei 2013. “Kalau soal cadev kita dari BI terus meningkatkan koordinasi dengan. Selain itu, kita fokus juga mengendalikan inflasi jadi,” ujar Gubernur BI  Agus Martowardjojo usai melaksanakan ibadah Sholat Jumat di kawasan perkantoran BI, di Jakarta, Jumat (5/7).
Kendati cenderung menurun,  Agus optimis, posisi cadev akan membaik kembali. BI kata dia akan terus berusaha menjaga cadev agar tidak melorot. Namun demikian, Agus tidak dapat memastikan posisi cadec  per akhir Juni 2013,  apakah cadev akan mengalami kenaikan atau bahkan malah kembali menurun.”Kita tidak dapat memastikan posisi cadev Juni. Kalau cadev itu belum, kalau cadev itu tentu nanti pada saat sudah di publikasikan akan kita jelaskan semuanya.  Yang pasti kita akan sambut baik respon yang dilakukan Pemerintah,” jelas dia.
Selain berkosentrasi menjaga cadev, bank sentral ujar Agus akan tetap fokus mengendalikan inflasi. Sebab keberhasilan mengendalikan  inflasi maka dampaknya tentu ekonomi secara makro. “Kalau ekonomi kita lebih baik maka cadev pun dirasanya akan aman,” imbuh dia.
“Kita akan tetap fokus juga mengendalikan inflasi jadi. Kami mengharapkan bahwa kedepan ini tentu ditahun berikutnya nanti ekonomi akan bisa lebih baik,” ucap Agus.
Sebelumnya Direktur Departemen Komunikasi BI, Peter Jacobs sempat mengatakan, BI tidak menetapkan level psikologis cadev di angka 100 miliar dollar AS. Selama ini terdapat penilaian yang mengatakan bahwa batas psikologis cadangan devisa adalah 100 miliar dollar AS.‬ “Yang paling penting bagi pasar adalah BI memasok likuiditas yang diperlukan. BI tidak mau lagi ada kekeringan likuiditas di pasar valuta asing (valas). Jadi otomatis BI memberikan supply,” urai dia.
Dia menjelaskan, jika suatu saat cadangan devisa kurang dari 100 miliar dollar AS maka situasi tersebut tidak perlu dikhawatirkan.  Sebab hal tersebut adalah wajar. Namun akan berbahaya jika terdapat kekeringan likuiditas. “Jadi itu sesuatu yang wajar dan saya katakan cadangan devisa kita itu cukup,” ujar dia.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Kepala Negara: Investasi Hilirisasi Nikel Tumbuh Pesat

JAKARTA-Setelah pemerintah menghentikan ekspor nickel ore pada 2020, investasi hilirisasi nikel

DJBC dan LPEI Berkolaborasi Dorong Ekspor UMKM

JAKARTA-Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) mengimplementasikan National Logistic Ecosystem