Jaga Momentum Pertumbuhan, BI Dorong Penguatan Stabilitas Sistem Keuangan

Saturday 19 May 2018, 1 : 48 am
by
Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus D.W. Martowardojo,

JAKARTA-Stabilitas sistem keuangan merupakan prasyarat bagi terwujudnya pemulihan ekonomi yang berkesinambungan. Karena itu, kebijakan makroprudensial diarahkan untuk meningkatkan resiliensi sistem keuangan terhadap potensi risiko sistemik di tengah tantangan dan kompleksitas dinamika sistem keuangan.

Demikian disampaikan Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus D.W. Martowardojo, dalam peluncuran buku Kajian Stabilitas Keuangan (KSK) No. 30 Edisi Maret Tahun 2018 yang bertemakan “Penguatan Stabilitas Sistem Keuangan dalam Upaya Menjaga Momentum Pertumbuhan” di Jakarta, Jumat (18/05).

Menurutnya, asesmen yang dilakukan BI terhadap komponen-komponen dalam sistem keuangan, yang meliputi institusi keuangan, baik perbankan maupun non-bank, pasar keuangan, korporasi, rumah tangga, serta infrastruktur keuangan, merupakan landasan bagi perumusan kebijakan makroprudensial BI.

Buku KSK memaparkan perkembangan kondisi dan risiko pada sistem keuangan serta faktor-faktor yang dapat mengganggu stabilitas sistem keuangan secara akurat dan komprehensif. Selain itu, dijelaskan pula berbagai respons kebijakan BI yang ditempuh guna memitigasi risiko sistemik.

Tahun 2017 merupakan periode pemulihan ekonomi global setelah pertumbuhan ekonomi dunia menyentuh titik terendah pada 2016.

Perbaikan perekonomian global memperlihatkan adanya sumber pertumbuhan ekonomi global yang lebih merata, dengan motor pertumbuhan ekonomi dunia yang bersumber dari negara maju dan berkembang. Dari sisi domestik, stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan pada 2017 masih terjaga, disertai dengan risiko perekonomian domestik yang menurun.

Berbagai langkah dan upaya ditempuh oleh BI dan otoritas lain di sektor keuangan dalam merespon dinamika perekonomian dan sistem keuangan global maupun domestik, khusunya dalam memperkuat momentum pemulihan ekonomi nasional yang sedang berjalan.

“Ke depan, penguatan kebijakan makroprudensial difokuskan kepada tiga aspek utama yaitu penguatan likuiditas, penguatan fungsi intermediasi yang berkualitas dan peningkatan efektivitas instrumen makroprudensial,” ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Hotel Mercure Serpong Tawarkan Paket Ramadhan

TANGERANG-Menyambut Ramadhan, Hotel Mercure Serpong Alam Sutera menawarkan serangkaian promo

Penduduk Miskin Masih Berjumlah 28,38 Juta Orang

JAKARTA-Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin di Indonesia