Jokowi: Era Jual SDA Sudah Berakhir

Wednesday 22 Mar 2017, 5 : 39 pm
by
Menteri ESDM Ignasius Jonan dan Menteri Perhubungan Budi K. Sumadi saat mengikuti rapat terbatas, di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (22/3)

JAKARTA-Presiden Joko Widodo menegaskan era menjual sumber daya alam (SDA) sudah berakhir. Karena itu, Presiden mengajak untuk mengubah paradigma minerba (mineral dan batubara) sebagai komoditas menjadi minerba yang mampu menciptakan nilai tambah bagi perekonomian nasional. “Pemerintah sudah stop menjual bahan mentah,” ujar Presiden Jokowi dalam pengantarnya pada rapat terbatas Evaluasi Implementasi Hilirisasi Pertambangan Mineral dan Batubara, yang digelar di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (22/3).

Menurut Presiden, tren perkembangan di negara-negara maju menunjukkan paradigma yang berubah.  Beberapa negara maju sekarang berani melakukan lompatan-lompatan kemajuan dari negara penjual komoditas sumber daya alam bergerak ke negara yang memperkuat industri pengolahan.

Karena itu tegas Presiden, Indonesia juga harus menuju ke sana. Apalagi,  negara lain justru juga melompat lebih cepat lagi bergerak ke negara industri jasa. “Oleh sebab itu, kita harus tetap fokus untuk melakukan pengembangan hilirisasi industri, terutama hilirisasi pertambangan minerba,” katanya.

Pemerintah, lanjut Presiden, ingin bergerak cepat. Kecepatan sangat penting, karena negara-negara yang lain juga bergerak sangat cepat. “Saya minta permasalahan dan hambatan dalam pengembangam hilirisasi ini, terutama di hilirisasi pertambangan minerba segera diselesaikan,” pinta Presiden.

Jika ada hambatan regulasi seperti regulasi dan perizinan yang tumpang tindih, Presiden meminta agar segera dipangkas secepat-cepatnya.

Presiden mengaku upaya mengembangkan hilirisasi pertambangan kalangan industri juga memerlukan adanya kepastian serta jaminan operasi jangka panjang. Karena itu, kalau memang diperlukan, pemerintah akan memberikan insentif tambahan bagi perusahaan-perusahaan yang mengembangkan hilirisasi.

Presiden Jokowi menekankan, bahwa hilirisasi industri bisa melaju dengan cepat apabila didukung oleh kesiapan lahan, kawasan, suplai bahan baku, tenaga kerja yang terampil, ketenagalistrikan, infrastruktur, transportasi, pelabuhan dan infrastruktur yang lainnya.

Untuk itu, Presiden meminta agar pengembangan hilirisasi industri minerba harus betul-betul dilakukan terintegrasi dengan pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK), yang di dalamnya sudah tersedia infrastruktur yang dibutuhkan.

Selain itu, penyiapan  tenaga kerja yang terampil melalui pendidikan dan pelatihan vokasi, menurut Presiden Jokowi, juga harus masif dilakukan.

“Saya yakin dengan pengembangan yang terintegrasi, industri pengolahan minerba akan tumbuh lebih cepat lagi. Dan memberikan nilai tambah, bukan saja pada penyerapan tenaga kerja, tetapi juga membuat pembangunan lebih merata,” pungkas Presiden.

Rapat terbatas itu dihadiri oleh Menko Polhukam Wiranto, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menko PMK Puan Maharani, Menko Kemaritiman Luhut B Pandjaitan, Mensesneg Pratikno, Seskab Pramono Anung, Kepala Staf Presiden Teten Masduki, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri ESDM Iganisus Jonan, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, dan Menteri Perhubungan Budi K. Sumadi.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

BNI Syariah Berikan Solusi Transaksi Keuangan di Acara MUFFEST 2020

JAKARTA-BNI Syariah ikut serta dalam acara Muslim Fashion Festival 2020
ruu ebt

Pemerintah Didesak Segera Serahkan DIM RUU EBET

JAKARTA-Kalangan DPR sangat menyayangkan Surat Presiden (Surpres) terkait Rancangan Undang-undang