Jokowi: Keadaan Ekonomi Dunia Saat Ini Bagaikan Kisah ‘Game of Thrones’

Friday 12 Oct 2018, 3 : 56 pm
by
Presiden Joko Widodo (kelima kiri) bersama kepala negara/pemerintahan negara-negara di ASEAN, Presiden Grup Bank Dunia Jim Yong Kim (Kedua kanan), Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde (Kedua kiri), Ketua Pleno Pertemuan Tahunan IMF World Bank Group Petteri Orpo (ketiga kiri) foto bersama sebelum rapat pleno Pertemuan Tahunan IMF - World Bank Group Tahun 2018 di Nusa Dua, Bali, Jumat (12/10).

NUSA DUA-Presiden Joko Widodo, mengingatkan para pemimpin ekonomi dunia untuk bersatu menghadapi berbagai ancaman global, tak hanya dari sisi ekonomi namun juga masalah lingkungan yang mengancam kehidupan. Dengan berbagai ancaman tersebut, saat ini bukanlah waktu yang tepat bagi negara-negara untuk saling bersaing dan berebut kekuasaan. Negara-negara harus saling untuk kerja sama dan kolaborasi.

Pesan tersebut disampaikan dalam sidang pleno Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018, di Bali, Jumat (12/10). Sidang pleno atau Annual Meetings Plenary merupakan sidang terbesar dalam rangkaian Sidang Tahunan IMF-Bank Dunia.

Selain pimpinan IMF, Bank Dunia, serta seluruh gubernur bank sentral dan menteri keuangan dari 189 negara, sidang dihadiri pula peserta Pertemuan Tahunan dari berbagai penjuru dunia. Beberapa presiden dan perdana menteri di ASEAN turut hadir dalam pembukaan sidang pleno Pertemuan Tahunan 2018 di Bali kali ini.

Dalam pidatonya, Presiden Joko Widodo mengibaratkan keadaan ekonomi dunia saat ini bagaikan kisah Game of Thrones. Layaknya houses dalam serial tersebut memerebutkan iron throne, negara-negara pun memperebutkan kekuasaan di bidang ekonomi, antara lain melalui perang dagang.

Selagi berperang, masing-masing tidak menyadari ancaman musim dingin dari utara, yang diibaratkan sebagai berbagai permasalahan yang mengancam bumi, seperti perubahan iklim yang menyebabkan peningkatan badai di berbagai wilayah hingga sampah plastik di laut yang mengancam pasokan bahan pangan.

Presiden RI menekankan bahwa apabila negara-negara tetap bersikeras untuk berperang, hasilnya sudah dapat diprediksi. Ketika kemenangan telah dirayakan dan kekalahan telah diratapi, baru disadari bahwa dalam setiap perang, hasilnya selalu sama: dunia yang porak-poranda. Untuk itu, negara-negara harus mengubah pola pikir mereka. Kerja sama dan koordinasi harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang sama, seperti halnya kerja sama antarnegara telah membantu pemulihan dari krisis ekonomi global pada tahun 2008.

Sejalan dengan itu, Direktur Pelaksana IMF, Christine Lagarde, juga menekankan pentingnya negara-negara bergerak bersama untuk menyelesaikan masalah-masalah multilateral.

Lagarde menekankan konsep multilateralisme baru, yang terbagi menjadi dua dimensi yaitu: Pertama, dimensi moneter dan fiskal. Kedua, dimensi ketidaksetaraan (inequality), teknologi, dan kesinambungan (sustainability). Permasalahan dunia yang semakin kompleks tersebut hanya dapat diselesaikan bersama-sama, melalui kerja sama antarnegara, mempertimbangkan efek yang mungkin dirasakan masyarakat.

Presiden World Bank, Jim Yong Kim, menambahkan bahwa terdapat dua masalah yang dihadapi seluruh negara, kaya maupun miskin. Kedua masalah tersebut adalah perubahan iklim dan human capital. Negara-negara harus bergerak bersama untuk memperbaiki kedua hal tersebut, untuk memastikan dunia yang baik bagi generasi mendatang. Gerakan tersebut harus dilakukan saat ini juga.

Dengan komitmen seluruh dunia untuk bergerak bahu-membahu memperbaiki dunia, gejolak ketidakpastian global diharapkan dapat segera berlalu. Seperti harapan yang disampaikan Presiden RI dalam akhir pidatonya, semoga seluruh pembuat kebijakan ekonomi dapat memetik inspirasi dari indahnya alam Bali dan Indonesia untuk menghasikan kejernihan hati dan pikiran, agar mampu memperbaiki keadaan ekonomi global untuk kebaikan bersama.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Pemerintah Diminta Libatkan Swasta Bangun Infrastruktur

JAKARTA-Kemampuan pembiayaan pemerintah dalam mendanai proyek-proyek infrastruktur masih sangat terbatas.

Industri Mamin Siap Penuhi Kebutuhan Lebaran

JAKARTA-Industri makanan dan minuman merupakan sektor yang saat ini masuk