Jokowi: Kita Tak Boleh Lengah Menghadapi Persaingan Global

Sunday 23 Oct 2016, 12 : 53 am
by
Presiden Jokowi di Kampus Al-Khairiyah, Cilegon, Banten, Sabtu (22/10)

BANTEN-Indonesia sepatutnya tidak hanya berdiam diri saat menghadapi ketatnya persaingan di era global dewasa ini. Sebab sedikit saja negara ini lengah maka sudah menunggu banyak negara lain yang ingin memenangkan persaingan.

Saat bersilaturahmi dengan pengurus besar Al-Khairiyah di Kampus Al-Khairiyah, Cilegon, Banten, Presiden Joko Widodo mengatakan sudah saatnya Indonesia dihadapkan dengan persaingan dan kompetisi. Sebab, persaingan merupakan sesuatu yang dibutuhkan negara ini untuk terus berkembang lebih baik lagi. “Tapi memang kalau kita lihat karakter bangsa ini baru bergerak kalau diberi pesaing. Kalau tidak diberi pesaing malah enak-enakan, malas-malasan. Tapi begitu diberi pesaing malah bangkit,” ungkap Presiden Jokowi di Banten, Sabtu (22/10).

Presiden lalu memberi contoh pada sekitar tahun 1975 hingga 1980. Saat itu, terdapat hanya dua bank milik pemerintah. Itupun dengan pelayanan yang alakadarnya. Namun, dengan adanya pesaing, kini industri perbankan nasional dapat melejit. “Dulu saya ingat kalau jam satu atau jam setengah dua sudah tutup. Loketnya seperti yang ada di gambar (kosong), kantornya juga seperti itu. Karena apa? Mereka tidak ada pesaing, tidak ada swasta. Tapi begitu ada pesaing langsung menjadi 170-an bank. Melejit, semuanya berbenah. Kantor diperbaiki, pelayanan diperbaiki, ATM di mana-mana. Coba kalau dulu tidak ada pesaing, masih seperti itu,” kenang Presiden.

Persaingan memang sesuatu yang mutlak dan diperlukan oleh bangsa Indonesia untuk berkembang.  Karena itu,  bangsa ini tidak perlu takut dalam menghadapi persaingan sepanjang telah mempersiapkan diri dalam kompetisi tersebut.

Kepala Negara menyebutkan, pembangunan infrastruktur yang dilakukan secara merata di Tanah Air merupakan salah satu dari sekian banyak upaya pemerintah dalam mempersiapkan diri menghadapi persaingan global. “Oleh sebab itu, sekarang ini kita mempersiapkan diri dalam rangka persaingan, mempersiapkan hal yang sangat fundamental yaitu infrastruktur. Karena tanpa itu sulit kita bisa bersaing. Tidak hanya di Jawa, tapi sekarang kita lebih banyak konsentrasi di luar Jawa,” terangnya.

Presiden menegasakan, pembangunan infrastruktur besar-besaran bertujuan untuk memudahkan mobilitas orang maupun barang.

Mudahnya mobilitas tersebut diharapkan ke depannya harga-harga komoditas akan dapat ditekan seiring dengan turunnya biaya transportasi logistik yang diperlukan. “Inilah yang sedang kita kejar, kita bangun, agar kita bisa memenangkan persaingan dengan negara yang lain. Tol Trans-Sumatera, Manado-Bitung, Balikpapan-Samarinda, kemudian pelabuhan-pelabuhan, masih proses semuanya,” tambahnya.

Turut hadir mendampingi Presiden, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Gubernur Banten Rano Karno, dan Ketua Umum Pengurus Besar Al-Khairiyah KH Hikmatullah A Syam’un.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

PKE XII Diragukan Bisa Dongkrak Jumlah UMKM

JAKARTA-Paket Kebijakan Ekonomi XII yang ditujukan untuk memperbaiki kemudahan berbisnis

Biaya per Perkara di MK, 2014 Rp Rp359,1 Juta, 2016 Cuma Rp59,4 Juta

JAKARTA-Center For Budget Analysis (CBA) menuding Mahkamah Konstitusi (MK) sebagai