Jokowi Momentum Bagi PDI Perjuangan

Monday 2 Sep 2013, 5 : 13 pm
Profesor LIPI, Ikrar Nusa Bakti

JAKARTA-Fenomena kehadiran Joko Widodo (Jokowi) dalam bursa calon presiden (capres) Pemilu 2014 merupakan momentum yang baik bagi PDI Perjuangan untuk mengulang sukses Pemilu 1999 silam.

Bahkan akan mendongrak perolehan suara PDI Perjuangan secara signifikan.

“Apabila PDI Perjuangan mengusung Jokowi, akan menangguk suara secara signifikan. Ini sangat baik karena di saat bersamaan resistensi pemilih terhadap Bu Mega cukup tinggi,” kata Pengamat Politik LIPI, Ikrar Nusa Bhakti dalam diskusi Dialog Pilar Negara bertajuk ‘Mencari Pemimpin Baru Indonesia ’ di Gedung MPR, Jakarta , Senin (2/9).

Menurut Guru Besar Riset ini, ada beberapa halal mengapa pemilih lebih memilih Jokowi daripada Megawati Soekarnoputri.

Pertama, karena Megawati sudah dua kali mengikuti pemilu dan dua kali pula gagal merebut tiket kursi RI I.

Kedua, secara kultural masih sulit bagi capres perempuan memenangi pertarungan politik di pemilihan presiden.

Soal penilaian masyarakat belum matangnya Jokowi menjadi pemimpin nasional dan masih banyaknya pekerjaan rumah bagi Jokowi untuk membenahi Jakarta, Ikrar mengatakan politik sangatlah cair.

Artinya, bisa berubah secara cepat.

“Sesuatu bisa terjadi setiap saat,” ujarnya.

Menurut Dosen FISIP UI ini, hasil penelitian sebuah kedutaan besar negara sahabat tentang pemimpin Indonesia di Pemilu 2014 mendatang, diperoleh kesimpulan sosok Jokowi dapat mendongkrak perolehan suara PDI Perjuangan hingga mencapai 24 % suara.

Sementara Wakil Ketua MPR Hajriyanto Y Thohari mengakui figur capres yang diusung partai politik akan memberi pengaruh terhadap partai bersangkutan.

“Jadi kalau capres yang diusung dinilai baik, partai juga akan terkerek cukup tinggi,” ujarnya.

Oleh karena itu, kata Ketua DPP Partai Golkar ini, mendorong semua partai politik termasuk PDI Perjuangan untuk menyosialisasikan capresnya sedini mungkin.

“Parpol harus berpikir secara sungguh-sungguh untuk menetapkan capresnya. Keliru, kalau parpol menunda-nunda,” terangnya.

Selain itu, menurut Hajriyanto penetapan capres sejak dini, juga akan baik bagi dinamika di internal partai bersangkutan.

Dengan demikian, akan terjadi perdebatan antar kader partai tentang bisa atau tidaknya calon yang diajukan untuk diajukan.

“Jangan diajukan ditikungan akhir. Lalu warga diinternal akan terkejut-kejut dengan calon diajukan partainya,” tukasnya.

Ditempat terpisah, Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat TB Hasanuddin mengatakan PDI Perjuangan belum memutuskan Jokowi sebagai calon presiden yang diusung pada Pemilu 2014.

Namun diakui Jokowi merupakan penarik suara masyarakat.

“Kita belum hitung disurveinya, tapi setidaknya efek Jokowi memberikan banyak faktor, seperti kehadiran Jokowi itu diasumsikan bahwa calon itu bersih, selain itu calon itu diasumsikan bisa membangun dan kerakyatan,” ungkapnya.

Hasanuddin mengatakan hingga kini PDIP tetap menjadikan Jokowi sebagai vote getter disetiap ajang Pemilukada.

Namun bukan tidak mungkin Jokowi bisa berperan juga di Pemilu 2014.

“Tidak bisa dihindari Jokowi menjadi Vote getter, mungkn jadi pertimbangan di Pilpres. Pertimbangannya seperti apa kita lihat saja nanti,” pungkasnya.

Don't Miss

Parpol Ditantang Fenomena Digital Demokrasi

JAKARTA-Globalisasi membawa dua fenomena yang semestinya disikapi cepat oleh pengelola

Kembangkan Bisnis, Samindo Resources Siap Akuisisi 1,23 Miliar Saham Transkon Jaya

JAKARTA-Manajemen PT Samindo Resources Tbk (MYOH) mengumumkan berencana mengambilalih sebanyak