JAKARTA-Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengingatkan masyarakat Indonesia bahwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tidak pernah mengeluarkan Fatwa yang mengharamkan umat Islam mengucapkan Selamat Natal pada umat Kristen.
“Kami sekadar mengingatkan, kabar yang menyatakan bahwa pernah ada fatwa MUI yang mengharamkan Selamat Natal adalah berita bohong atau hoax,” kata Mohamad Guntur Romli, juru bicara PSI untuk masalah toleransi dan intoleransi, di Jakarta Minggu (23/12).
Guntur menegaskan hoax tentang fatwa MUI selalu didaur ulang setiap tahun. Padahal Ketua MUI sendiri, KH Ma’ruf Amin pada 24 September 2018 sudah pernah kembali menegaskan bahwa MUI tidak pernah mengeluarkan fatwa tentang larangan mengucapkan selamat Natal.
“Tidak ada pelarangan ucapan Natal. Yang ada Fatwa larangan mengikuti misa Natal. Jadi, bukan mengucapkan selamat,” kata Guntur merujuk kepada fatwa MUI di tahun 1981 oleh Prof. Dr. Buya Hamka yang menyatakan haram mengikuti perayaan dan kegiatan Natal.
PSI tegas Guntur perlu menegaskan ini karena selama ini sudah kadung jadi suatu kepercayaan umum bahwa mengucapkan selamat atas perayaan hari besar penganut agama lain merupakan hal yang melanggar akidah umat Islam.
“Mudah-mudahan sekarang menjadi jelas, bahwa menurut MUI, yang tidak boleh bagi umat Islam adalah mengikuti Misa Natal, sementara ikut memberikan selamat dan membantu perayaannya sebagai perwujudan hidup berkerukunan, ya tidak apa-apa,” kata Guntur.
“Sebagai perbandingan, non muslim memang tidak boleh ikut shalat ied, tapi mengucapkan selamat lebaran dan menghadiri halal bi halal kan boleh!” tambahnya memberi contoh.
