Kampung Tematik Ala Kota Malang Jadi Wisata Tersendiri

Friday 28 Jul 2017, 8 : 54 pm

MALANG-Kampung Tematik menambah nilai tersendiri untuk sektor pariwisata Kota Malang. Apalagi hawa dingin ini, menambah masyarakat Malang saat ini sangat peduli pada lingkungan.

Penegasan disampaikan Walikota Malang Mochamad Anton saat memaparkan perkembangan Kota Malang pada acara Sosialisasi MPR RI bersama Ketua MPR Zulkifli Hasan di Kota Malang, Jawa Timur (28/7/2017).

Selain dihadiri Ketua MPR RI, kegiatan tersebut juga dihadiri anggota MPR/DPR RI dari daerah pemilihan Malang Totok Daryanto serta Sekjen MPR RI Ma,ruf Cahyono.

Anton mencontoh, kepedulian lingkungan warganya bisa dilihat dari hal kecil seperti masyarakat yang ikut menjaga kebersihan. “Sekarang masyarakat tidak membuang sampah sembarangan. Ada perubahan masyarakat dari pasif menjadi produktif,” ujarnya.

Kepedulian masyarakat tersebut berkaitan erat dengan produktifitas warga yang mendeklarasikan kampung-kampung di lingkungannya sebagai kampung-kampung tematik.

Kampung tematik merupakan program memunculkan potensi yang dimiliki masyarakat setempat sebagai suatu kelebihan yang menjadi ciri khasnya.

Menurut Anton, banyak warganya kini mulai sadar bahwa mereka memiliki potensi sumber daya alam yang besar terutama keindahan alamnya. Kota yang memiliki banyak pegunungan dan obyek wisata ini menggenjot pengembangan sektor wisatanya dengan menu. Bahkan banyak kampung-kampung tematik.

Anton mengaku sadar wilayahnya yang berjarak tidak terlalu jauh dengan Pulau Bali menjadi pilihan lain wisatawan mancanegara setelah berkunjung ke Bali. “Malang menjadi tujuan wisawatan kedua setelah berkunjung ke Bali lalu ke Malang,” ujarnya.

Anton mengaku memberi keleluasaan kepada warganya dalam membangun kampung tematik di wilayahnya. “Kami terapkan sistem bottom up. Dari masyatakat paling bawah kami beri keleluasan untuk melakukan hal-hal yang inovatif dalam membangun kepercayaan wisatawan. Akhirnya tumbuh kampung tematik lalu menjadi kampung wisata. Masyarakatnya tidak usah dikasih tahu. Sudah tahu sendiri apa yang mau dibangun sendiri,” tegasnya.

Sebagai kota besar, menurut Anton, penduduk di kotanya terdiri dari beragam suku, bahasa, dan agama. “Semua etnis ada di sini. “Malang adalah miniatur nusantara,” akunya.

Meski berlatarbelakang beragam perbedaan namun Anton menjamin kehidupan penduduk yang berdekatan pegunungan Bromo ini rukun dan damai. “Forum komunikasi ummat beragama di sini sangat aktif menjaga perbedaan,” kata Anton. ***

Don't Miss

Kampanye Akbar di Jateng, Puan Minta Kader PDIP Tak Takut Diintimidasi

WONOGIR–Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani menghadiri kampanye akbar

UU Tax Amnesty Lahir Karena Kita Tidak Pernah Jujur

Oleh: Ronsianus B. Daur Taat pajak merupakan representasi dari kesadaran