JAKARTA-Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) meminta pemerintah memberikan perhatian khusus dalam kasus pemblokiran Bandara Turelelo Soa pada 2013 lalu, yang diduga melibatkan Bupati Ngada, Marianus Sae.
Pasalnya, masyarakat NTT hingga saat ini, mengharapkan pertanggungjawaban secara hukum dari intelektual dader dari kasus tersebut.
“Kami minta, Presiden Jokowi, Kapolri, Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan harus menaruh perhatian khusus dan memprirotaskan penyelesaian kasus ini dari pada keikutsertaan Marianus Sae dalam pilkada,” ujar Ketua TPDI, Petrus Salestinus di Jakarta, Jumat (11/9).
Seperti diketahui, Tim Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub dan Polda NTT pada Kamis (10/9), tiba di Bajawa untuk memeriksa beberapa saksi guna pembuktian terhadap tersangka Bupati Ngada yang diduga memberikan perintah kepada Satpol PP untuk memblokir Bandara Turelelo Soa pada 22 Desember 2013.
Petrus justru menyesalkan keterlambatan Tim PPNS Kemenhub dalam menyelidiki actor intelektual dalam kasus pemblokiran Bandara Turelelo Soa.
Pasalnya, berkas perkara pelaku lapangan (pegawai Satpol PP) sudah divonis oleh Pengadilan Negeri Bajawa.
Saat ini, ujarnya, perkarannya tengah memasuki tahap pemeriksaan banding ditingkat Pengadilan Tinggi Kupang, NTT.
“Kita patut mempertanyakan bahkan penuh curiga terhadap Penyidik PPNS yang baru turun sekarang. Kalau mereka mau bersikap jujur kepada publik, maka dugaan keterlibatan Marianus Sae, baik sebagai pelaku maupun selaku aktor intelektual dalam kasus Blokir Bandara Soa, seharusnya diproses dan diadili terlebih dahulu atau setidak-tidaknya diproses bersamaan dengan para pelaku lapangan,” jelasnya.
Apalagi kata Petrus, sudah menjadi pengetahuan umum masyarakat, bahwa Marianus Sae yang memerintahkan Satppol PP memblokir Bandara Soa akibat tidak mendapatkan tiket untuk terbang ke Soa saat itu. Pengakuan ini disampaikannya secara terbuka dan berkali-kali ke media
Menurutnya, pengusutan kasus ini tidak terlalu sulit bagi penegak hukum.
Soalnya, dugaan pelaku pemblokiran bandara ini sangat terang benderang.
Justru menjadi sangat aneh kalau Tim PPNS ujug-ujug mencari aktor intelektual.
“Bukankah aktor intelektual adalah Marianus Sae yang sedang mengikuti Pilkada serentak sebagai Pasangan Calon Bupati,” ujarnya dengan nada tanya.
Petrus justru menduga ada agenda tersembunyi dibalik hadirnya tim PPNS ini. Kecurigaannya semakin bertambah besar karena kasus ini sudah mengendap 2 tahun di tangan PPNS.
“Jangan-jangan dibalik mencari aktor intelektual, ada agenda lain yang tidak bertujuan untuk penegakan hukum. Tetapi, ada motif lain, bisa motif politik dan bisa juga politik uang terkait pilkada,” terangnya.