Kemenperin Beri Stimulan Pelaku Industri Tekstil dan Alas Kaki

Tuesday 26 May 2015, 8 : 28 pm
by

JAKARTA-Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong pelaku industri tekstil dan produk tekstil (TPT) serta industri alas kaki untuk memacu penjualan ekspor. Untuk itu, Kemenperin memberi stimulan atau perangsang bagi industri untuk melakukan terobosan pemasaran itu.

Direktur Jenderal Industri Kimia Tekstil dan Aneka (IKTA) Kemenperin, Harjanto menjelaskan rangsangan ini dengan cara memberi tambahan insentif dalam bentuk kemudahan mendapat bahan baku tekstil dan produk tekstil serta alas kaki. Selain itu, juga memberikan kemudahan akses pembiayaan seperti diamanatkan Undang-Undang nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian. “Disamping itu juga membangun buffer stock untuk industri kapas dan kulit. Lalu yang keempat, melakukan koordinasi antar-kementerian dalam rangka promosi perdagangan dalam negeri,” kata Harjanto di Jakarta, Selasa (26/5).

Stimulan lainnya kata dia dengan cara mendorong ekspor. Kemenperin bakal membuka peluang kerja sama berupa Free Trade Agreement (FTA) dengan negara-negara yang dapat menyerap produk garmen dan alas kaki. Khusus FTA, Harjanto memastikan komitmen pemerintah untuk menjalin kemitraan yang memberi manfaat sebesar-besarnya bagi industri nasional.

Langkah strategis ini menjadi solusi untuk menyiasati kondisi kedua industri tersebut yang tengah stagnan. Namun Harjanto menekankan, kondisi ini bersifat sementara alias seasonable dan dialami oleh industri TPT dan alas kaki yang berorientasi penjualan domestik. “Sebaliknya, penjualan kedua industri tersebut yang berorientasi ekspor justru membaik dan menjadi penyeimbang,” ujarnya.

Harjanto merinci penyebab pelambatan ini lantaran nilai kurs dollar yang menguat dibanding rupiah sepanjang awal tahun ini. Tentu saja, ini berdampak pada industri yang banyak mengimpor bahan baku ini. Selain itu naiknya harga energi seperti listrik dan upah buruh yang meningkatkan beban tenaga kerja (labor cost) yang berdampak terutama bagi industri TPT seperti garmen yang merupakan industri padat karya.

Kemenperin optimistis, situasi bersifat sementara dan berbalik membaik seiring mulai mengalirnya pencairan APBN dan dikerjakannya proyek-proyek infrastruktur sejak kuartal pertama 2015 hingga akhir tahun yang mendorong multiplier effect berupa naiknya daya beli masyarakat. “Selain itu, tingkat konsumsi masyarakat pada bulan puasa dan menjelang Lebaran satu-dua bulan lagi diharapkan turut mendorong penjualan produk pakaian dan alas kaki,” terang Harjanto.

 

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Benahi BHP Frekuensi Agar Utang Rp2 Triliun Bisa Ditagih

JAKARTA-Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dinilai lemah, alias tidak serius

Merusak Lingkungan, PT Toba Pulp Lestari Tbk Harus Ditutup

JAKARTA-Ketua Yayasan Pencinta Danau Toba (YPDT) Maruap Siahaan, mengatakan pabrik