Kemenperin Tingkatkan Kerjasama Industri Indonesia-Rusia

Saturday 25 Jul 2015, 5 : 12 pm
by

JAKARTA-Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong peningkatan kerjasama internasional di sektor industri antara Indonesia dengan Rusia. Hal iniditandai dengan partisipasi Indonesia pada pameran Innoprom, peninjauan ke industri manufaktur, dan penyelenggaraan forum bisnis.
Demikian disampaikan Staf Ahli Menteri Perindustrian Bidang Penguatan Struktur Industri, Ngakan Timur Antara seusai mendampingi Duta Besar Federasi Rusia dan Republik Belarus Djauhari Oratmangunyang melakukan pertemuan dengan Menteri Perindustrian Saleh Husin di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Jumat (24/7).
Djauhari mengatakan, tiga proyek akan dikembangkan oleh investor Rusia di Indonesia dalam waktu dekat, yaitu dua proyek di sektor smelter dan satu proyek di sektor transportasi. “Akhir tahun ini, perusahaan besar Rusia akan membangun smelter di Kalimantan Barat untuk pengolahan bauksit menjadi alumina dan di Sulawesi untuk pengolahan nikel. Nilai investasi pembangunan smelter tersebut sebesar USD 3-6 miliar. Sedangkan, di sektor transportasi akan dilakukan pembangunan jalur kereta api sepanjang 198 KM di Kalimantan Timur dengan nilai investasi sebesar USD 2,5 miliar,” tuturnya.
Sementara itu, Ngakan menjelaskan, The 6th International Industrial Exhibition (Innoprom)merupakan pameran industri internasional terbesar di Rusia yang berfokus pada pengembangan teknologi di bidang industri. Pameran yang berlangsung tanggal 8 – 11 Juli 2015 di Ekaterinburg Expo Center, Rusia ini dibuka langsung oleh PM Rusia, Dmitry Medvedev dengan didampingi Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rusia, Denis Manturov. Pada kesempatan tersebut, dalam sambutannya, Medvedev menegaskan bahwa Innoprom termasuk dalam lima besar pameran industri di dunia, dan Innoprom merupakan “new contract, new money dan new job”.
Pameran Innoprom 2015 menampilkan berbagai teknologi di bidang teknik mesin, otomatisasi industri, efisiensi energi, laser/optik, serta teknologi perkotaan. Secara keseluruhan terdapat 70 negara yang berpartisipasi, antara lain Swedia, Amerika Serikat, Perancis, Jerman, Swiss, Austria, India, Azerbaijan, Ceko, Belarus, Kazakstan, Armenia dan beberapa negara Afrika. “Keikutsertaan Kemenperin dalam pameran Innoprom 2015 adalah memfasilitasi penyewaan lahan, pembuatan desain dan pembangunan booth di area seluas 30 m2 yang berlokasi di Hall 3 No. 3A7, Ekaterinburg Expo Center, Rusia,” papar Ngakan.
Di booth Kemenperin, diantaranya menampilkan produk unggulan produksi PT. Petrokimia Gresik, PT. Semen Tonasa dan PT. PINDAD yang telah menerapkan teknologi dalam rangka konservasi sumber daya di dalam proses produksinya. “Animo pengunjung di booth Kemenperin cukup tinggi, dimana mereka ingin mengetahui banyak perkembangan teknologi yang ada di Indonesia khususnya untuk sektor industri. Selama pameran berlangsung, stand Kemenperin dikunjungi sekitar 3000 orang,” ungkap Ngakan.
Selain itu, Kemenperin juga menyelenggarakan Indonesian Green Industrial Forum tanggal 10 Juli 2015, dibuka oleh Dubes RI untuk Federasi Rusiadan Republik Belarus, Djauhari Oratmangun dan dilanjutkan dengan keynote speech oleh Staf Ahli Menteri Perindustrian Bidang Penguatan Struktur Industri, Ngakan Timur Antara.
Setelah itu,pemaparan masing-masing perusahaan baik dari Indonesia maupun Rusia seperti PT. Petrokimia Gresik yang memaparkan tentang konservasi sumberdaya di industri pupuk, PT. Semen Tonasa memaparkan tentang energi alternatif di industri semen, dan PT. Pindad memaparkan tentang green industry berkaitan dengan upaya efisiensi energi pada dapur peleburan logam.
Sedangkan, PT. CTech Labs Edwar Technology memaparkan tiga teknologi unggulan, yaitu teknologi pemindai untuk industri, teknologi pemindai untuk kesehatan dan teknologi untuk terapi kanker. Semua teknologi itu menggunakan low level energy (listrik statis). Di samping itu, perusahaan Rusia, “Shvabe” memaparkan tentang teknologi alat kesehatan, lampu lalu lintas dan teknologi optik untuk dapat dikerjasamakan dengan pihak Indonesia. “Bahkan pihak Kadin (Chambers of Commerce and Industry) dari Rusia sempat menyampaikan profil mereka dan keinginan untuk menjalin kerja sama dengan pihak Indonesia,” kata Ngakan.
Di sela-sela Innoprom 2015 berlangsung, Delegasi Indonesia juga mengadakan kunjungan kerja ke “Pervoulralsk New Pipe Plant”,yaitu industri pipa dan peleburan baja di Ekaterinburg, Rusia. Kunjungan tersebut dimaksudkan untuk melakukan studi banding dan upaya pembelajaran bagi industri Indonesia yang diharapkan dapat menerapkan efisiensi sumber daya industri.
“Suatu hal yang menarik juga, dalam upaya mencetak sumber daya manusia yang siap pakai, Pemerintah Federasi Rusia memiliki kebijakan bahwa perusahaan besar diwajibkan memiliki Pusat Pendidikan dengan didukung fasilitas laboratorium yang lengkap sebagai media untuk menggembleng para tenaga terampil,seperti pada industri yang kami kunjungi,” papar Ngakan.
 Pola pendidikan tersebut dapatmenjadi pertimbangan untuk diterapkan di Indonesia dalam mempersiapkan tenaga profesional di sektor industri dengan dukungan berbagai pihak. Pola semacam itu bukan hanya untuk bidang logam atau metalurgi, juga pada bidang lain seperti makanan, pharmasi dan lainnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Eggi Sudjana Terperangkap Proses Hukum Melelahkan Akibat LP Dewi Tanjung dan Supriyanto

JAKARTA – Advokat Eggi Sudjana telah melaporkan balik ke Bareskrim Mabes

Pemerintah Bentuk Task Force Lindungi Peserta Tax Amnesty

JAKARTA-Pemerintah memutuskan membentuk tim bersama atau tim gabungan  (task force),