Kepentingan Terusik, Elit Golkar Diduga Tunggangi GMPG

Friday 9 Mar 2018, 7 : 16 pm
Kompas timur

JAKARTA-Manuver politik Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) belakangan ini diduga ditunggangi oleh kelompok atau elit-elit PG yang merasa kepentingannya terganggu.

Terkesan perjuangan GMPG bukan untuk membesarkan Partai Golkar, namun didorong oleh kepentingan kelompok yang tidak diakomodaisi dalam kepengurusan pimpinan Airlangga Hartarto (AH). Dengan kata lain, oknum ini tidak suka dengan figur AH menjadi Ketua Umum (Ketum) Golkar. Bahkan ingin terus merongrong kepemimpinan AH. “Mereka tidak murni mau membesarkan Partai Golkar. Kami curigai ada elit-elit Golkar di belakangnya yang merasa kepentingannya terganggu. GMPG tidak mungkin bermain sendiri,” kata Wakil Sekretaris Jenderal (Wasesjen) Partai Golkar (PG) bidang Kajian Strategis dan Intelijen, Viktus Murin di Jakarta, Jumat (9/3/2018).

Sebagaimana diketahui, GMPG menolak penujukkan Melchias Markus Mekeng sebagai Ketua Fraksi PG di DPR menggantikan Robert Jopie Kardinal. Bakan elit tersebut juga aktif mengkritik kepemimpinan AH sejak AH terpilih sebagai Ketum, Desember 2017 lalu.

Dalam penujukkan Mekeng, inisiator GMPG Siradjudin Abdul Wahab mencurigai pergantian dilakukan AH untuk menekan KPK. Alasannya agar KPK tidak memproses Mekeng dalam dugaan korupsi proyek E-KTP. “Menyisakan tanya besar, apakah pergantian itu untuk memberikan tekanan politik terhadap KPK,” kata Sirajuddin.

Terhadap pernyataan Sirajuddin itu, Viktus menilai ngawur dan tendensius. Alasannya tidak ada kolerasi penunjukan AH tersebut terhadap Mekeng dengan apa yang dituduhkan Sirajuddin. “Apa korelasinya antara jabatan Ketua Fraksi dengan pekerjaan KPK?  Posisi Golkar terhadap eksistensi KPK sejak awal sudah jelas yakni mendukung upaya-upaya penguatan KPK. Bagaimana mungkin Fraksi Partai Golkar bertindak di luar kebijakan partai? Ini kan ngawur,” ujar mantan Sekjen Presidium GMNI ini.

Menurut Viktus, pernyataan Sirajuddin itu sebagai serangan politik yang tendensius terhadap Ketum AH sekaligus serangan politik terhadap Mekeng. Dengan pernyataan tersebut, GMPG tidak mengakui AH sebagai Ketum karena dianggap salah telah menunjukkan Mekeng. Padahal penunjukan Mekeng adalah sebuah keputusan partai. “Sebaiknya tidak boleh memastikan sesuatu hal berdasarkan asumsi-asumsi kosong yang terbangun atas dasar lamunan. Apalagi jika hanya membawa pesan dari pihak-pihak yang kepentingannya terganggu selama ini,” saran Viktus.

Dia meminta GMPG agar lebih produktif dalam mengelaborasi problematika kebangsaan dan kemasyarakatan berbasis ide-ide. GMPG juga harus berjuang berdasarkan spirit karya-kekaryaan sebagaimana yang menjadi karakter Partai Golkar.  “GMPG bukan bagian dari struktur resmi Partai Golkar. Namun, apabila orang-orang yang berhimpun di situ masih merasa sebagai kader Golkar, seharusnya memiliki tanggung jawab untuk menjaga marwah dan martabat Golkar. Bukan menggerogoti dan merongrong kepemimpinan AH,” tutup Viktus.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Berau Coal Revisi Penggunaan Dana IPO

JAKARTA-Pemegang saham PT Berau Coal Energy Tbk. (BRAU) dalam Rapat

Danamon Syariah Sediakan Layanan Perbankan Syariah ke Grup Al Azhar

JAKARTA-PT Bank Danamon Indonesia, Tbk. (Danamon), melalui Unit Usaha Syariah