Kinerja Moneter Ekspansi 0,3% mtm

Friday 17 May 2013, 9 : 03 pm
by
Kepala Ekonom PT Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih

JAKARTA-Indikator moneter per April  2013 tercatat ekspansi sebesar 0,3% month to month (mom) diantaranya karena meningkatnya cadangan devisa.

Posisi cadangan devisa naik 2,4% menjadi US$107,4 miliar karena penerbitan obligasi global Indonesia pada 9 April lalu sebesar US$3 miliar.

Ekspansi juga bersumber dari tagihan bersih kepada pemerintah, tetapi sedikit kontraksi pada operasi pasar terbuka karena naiknya penempatan dana di BI naik 0,3% mom, namun secara tahunan masih turun 13% yoy.

Penurunan ini karena perbankan agresif menyalurkan kredit yang masih tumbuh 23% year on year (yoy) sedangkan DPK hanya naik 16% yoy per Februari.

“Kinerja moneter per April 2013 terlihat masih mencatat ekspansi sebesar 0,3% mom pada uang primer Kinerja uang primer (M0) ini diantaranya terkait dengan posisi cadnagan devisa,” ujar Kepala Ekonom PT Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih di Jakarta, Jumat (17/5).

Pada April, kata dia terdapat kenaikan devisa sebesar 2,4% mom menjadi US$107,4 miliar.

Kenaikan pada April ini membuat naiknya M0 tersebut.

Namun secara tahun kalender year to date (ytd), pertumbuhan M0 masih turun sebesar 5,4% ytd mengikuti turunnya permintaan rupiah yang berasal dari valuta asing.

Terlihat posisi cadangan devisa yang turun hampir 5% ytd.

Secara teoritis ekspansi M0 mestinya juga dipengaruhi dengan posisi operasi pasar terbuka (OPT) yaitu penempatan dana di BI.

Namun posisi OPT per April tersebut tercatat naik 0,3% mom yang artinya ada peningkatan penempatan dana di BI.

Namun secara tahun kalender, posisi OPT tersebut masih ekspansi (keluar dari BI) sebesar 21% ytd.

Dari sisi fiskal, jelas dia tagihan bersih kepada pemerintah  mencatat ekspansi, kendati peningkatannya tidak setinggi bulan Maret lalu.

Secara tahunan (yoy) kebijakan moneter masih mencatat ekspansi 11,8% yoy walaupun cadangan devisa turun 13% yoy tetapi penempatan dana di BI turun hampir 13% yoy.

Likuiditas yang keluar dari BI ini membuat suku bunga di pasar uangantara relatif stabil kendati ada ekspektasi inflasi.

Penempatan dana di BI dengan insentif yang rendah seperti suku bunga FasBI yang  4% membuat perbankan cenderung mengurangi penempatannya.

Namun BI rate masih tetap menunggu keputusan pemerintah untuk kebijakan BBM subsidi. Apalagi perbankan relatif agresif dalam menyalurkan kredit yang terus tumbuh 23% yoy per Februari 2013 dan LDR tercatat naik mencapai 84% tetapi di saat yang sama dana pihak ketiga (DPK) menunjukkan pertumbuhan yang melambat.

Dengan kinerja moneter ini, BI tampaknya masih cukup nyaman dengan BI rate tetap di 5,75% kecuali ada perubahan kebijakan pemerintah terkait harga BBM subsidi yang diperkirakan naik.

BI rate baru akan naik mengikuti kebijakan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Dari 500.000 ton, Pemerintah Tak Transparan Soal Jenis Beras Impor

JAKARTA-Impor beras 500.000 ton yang dilakukan pemerintah ternyata masih misterius
Pluang

Pluang Sampaikan Saham AS Adalah Aset Strategis untuk Diversifikasi Portofolio

JAKARTA-Pluang, aplikasi investasi multi-aset terdepan di Indonesia, menyampaikan pandangannya bahwa