Kinerja Terminal Teluk Lamong Belum Efisien

Tuesday 21 Mar 2017, 9 : 37 am
Presiden meninjau Terminal 1 Peti Kemas Kalibaru, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (13/9)

SURABAYA-Pemerintah mengakui masih terjadi inefisiensi terkait kegiatan di Terminal Teluk Lamong. Namun begitu masalah dwelling time mulai menampakkan hasil yang signifikan. “Dwell time sudah di bawah tiga hari, namun cost masih tinggi,” kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Panjaitan kemari.

Oleh karena itu, Luhut mendukung langkah Terminal Teluk Lamong mengubah konsep green port menjadi semi green port. Efisiensi adalah alasannya. “Green port itu sepertinya terlalu ke depan buat kita. Inginnya efisien tetapi malah kurang efisien,” tambahnya.

Green port sangatlah bagus, kata Luhut, truk yang bisa masuk hanyalah truk yang berbahan gas sehingga tak ada polusi di dalamnya. Namun bahan bakar gas justru menjadi masalah. Tak banyak truk yang berbahan bakar gas sehingga pergerakan bongkar muat kurang dinamis. “Kita bicara efisiensi dan produktivitas agar kerja terintegrasi,” jelasnya.

Dengan alasan cost itulah maka Terminal Teluk Lamong mengizinkan truk berbahan bakar fosil (BBM) untuk masuk. Dengan masuknya truk berbahan bakar BBM diharapkan bisa lebih meramaikan terminal paling baru di kawasan Pelabuhan Tanjung Perak ini.

Sementara itu Direktur Teknik Terminal Teluk Lamong, Robby Dayoh mengatakan, meski truk berbahan bakar BBM boleh masuk namun tetap harus ada ketentuan atau aturan yang harus diikuti. Truk tersebut harus berbahan bakar BBM Euro 4 yang rendah polusi. “Tidak lagi harus berbahan bakar gas yang bisa masuk sini, tapi kami bisa mix dengan yang berbahan bakar solar. Tapi truk-truk itu harus kami registrasi dulu, harus emisi gas buangnya Euro 4,” kata Robby.

Menurut Robby, hingga saat ini sudah ada 5 ribu truk yang sudah teregistrasi. Dan jumlah itu masih bisa terus bertambah karena sistem registrasi masih berjalan.
“Truk yang masuk kami catat dan datanya masuk dalam sistem kami,” tuturnya

Sejak awal berdirinya, Terminal Teluk Lamong memang menerapkan sistem truk yang tak berbahan bakar gas tak boleh masuk hingga ke dermaga. Truk yang berbahan bakar BBM hanya boleh masuk hingga ke interchange area.

Di situ truk BBM membongkar muatannya yang kemudian dibawa oleh truk berbahan bakar CNG (gas) milik Terminal Teluk Lamong masuk ke dermaga. ***

Don't Miss

Dorong Sektor Pariwisata, Presiden Instruksikan Pengembangan Bandara Komodo Dipercepat

LABUAN BAJO-Presiden Joko Widodo meminta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk segera

PUPR Dorong Kontraktor Indonesia Ekspor Jasa Konstruksi

JAKARTA-Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) selaku pembina jasa