Kisah Dibalik Devosi Kebangsaan ‘Maria’ Bunda Segala Suku

Thursday 31 May 2018, 5 : 02 pm
by
Uskup Agung Jakarta, Mgr. I. Suharyo Pr (kiri), Lukisan “Maria Bunda Segala Suku” dan Gregorius Gomas Harun

Namun pembatalan acara di Sendang Sono, Yogyakarta tersebut, Gomas melanjutkan kisahnya, bagi Putut Prabantoro diyakini sebagai campur tangan Tuhan mengingat kemudian pada Oktober 2010, Gunung Merapi meletus hebat yang menewaskan 353 orang termasuk mbah Marijan. Thema “Maria – Bunda Segala Suku” ternyata menjadi terwujud dalam konteks yang berbeda namun sangat terkait erat dengan Sumpah Pemuda.

MINTA IJIN
Sudah merupakan tradisi dalam setiap kegiatan besar yang menyangkut keagamaan Katolik, diperlukan restu dari pimpinan Gereja Katolik setempat. Oleh karena itu, dipimpin oleh Antonius Sunyata dan Laksda TNI (Pur) Christina Maria Rantetana, pertama kali menghadap Uskup Agung Jakarta, Mgr. I. Suharyo Pr, Uskup Agung Semarang Mgr. Y. Pujasumarta Pr dan Julius Kardinal Darmaatmadja SJ.

Pada Sabtu, 30 Mei 2015 secara resmi lomba lukis, patung dan photografi dibuka secara resmi di Ganjuran, Bantul, Yogyakarta oleh Mgr. Johannes Maria Pujasumarta Pr. Ganjuran memang dipilih oleh Mgr Pujasumarta sebagai tempat dibukanya lomba yang bertumpu pada kekayaan budaya masing-masing suku. Mengingat lomba ini tidak hanya terbatas bagi semina Katolik saja, hadir dalam acara pembukaan itu antara lain, I Wayan Sumerta dari Hindu, Bante Badra Palu dari Budha, Fu Kwet Khiong dari Gereja Santapan Rohani Indonesia (GSRI) Jakarta, juga DR Kardi Laksono dari Institut Seni Yogyakarta (ISI), Vikaris Episkopalis (VIKEP) Jogyakarta, Saryanto Pr dan Sr Gemma OP.

“Hanya sayang dalam perjalanan lomba ini, kami kehilangan dua orang yang sangat kami hormati dan cintai yakni, Ketua Panita, Ibu Christina Maria Rantetana dan Uksup Agung Semarang, Mgr. Y. Pujasumarta Pr. Ini juga merupakan salah satu alasan terkendalanya progres lomba,” ujar Gomas, yang sehari-harinya adalah konsultan supermarket bahan bangunan.

Kunjungan Panita ke Kardinal Julius Darmaatmadja SJ (Batik, nomor dua dari kiri)

Sebagai pemenang lomba adalah, Robert Gunawan, seorang guru lukis anak-anak yang berasal dari Matraman, Jakarta. Berdasarkan penjelasan dari Robert Gunawan, sebagaimana dikutip oleh Gomas Harun, dalam lukisan Maria – Bunda Segala Suku ini ada beberapa ciri khusus yakni bendera merah putih, motif lambang Garuda Pancasila, warna emas, mahkota, kerudung, baju kebaya putih, rok panjang warna merah dan suku-suku.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Bolt Tutup, Hari Ini Semua Layanannya Dihentikan

JAKARTA-Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menginstruksikan PT First Media Tbk

Komisioner Tapera Resmi Dilantik 

JAKARTA-Adi Setianto resmi dilantik menjadi Komisioner Badan Pengelola Tabungan Perumahan