Konvensi Menguras Logistik Kandidat

Tuesday 9 Apr 2013, 4 : 12 pm
by

JAKARTA- Pengamat politik Forum Masyarakat Pemantau Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus menilai wacana konvensi yang digembargemborkan Partai Demokrat memiliki banyak kelemahan. Salah satunya, konvensi bisa menguras logistik kandidat dan memunculkan praktek politik uang (money politics) lebih awal karena konstituen bisa menjual dukungannya melalui proses konvensi. “Pada saat yang sama, dengan budaya politik Indonesia yang masih tradisional-transaksional ditambah dengan situasi internal demokrat yang secara nyata menjalankan oligharki partai, rasanya konvensi hanya akan menaburkan money politics sejak awal,”  ujar Lucius di Jakarta, Selasa (9/4)

Sebelumnya diberitakan, SBY yang merangkap tugas sebagai Ketua Umum, Ketua Majelis Tinggi, dan Ketua Dewan Penasihat Partai Demokrat ingin menggelar konvensi untuk mejaring calon presiden dari partai itu pada 2014 mendatang.

Menurut dia, sistem ini bisa menguras energi dan logistik yang besar dari kandidat. Sehingga pada saat bersamaan, kandidat sudah kehilangan energi untuk bersaing di pemilihan presiden yang sesungguhnya.

Para kandidat yang akan bertarung dalam konvensi sudah harus mengeluarkan biaya yang sangat besar sekedar untuk memenangi pertarungan internal untuk merebut kursi calon presiden dari Partai Demokrat.  “Jika hal itu terjadi, maka budaya money politics akan sulit musnah dari jagad perpolitikan Indonesia di masa yang akan datang. Korupsi juga akan sulit diberantas jika sejak awal keran transaksional kekuasaan disemai oleh para kandidat,” imbuh alumnus STF Driyarkara itu.

Dia menambahkan, jika konvensi sudah sukses “menghisap” sumber daya pribadi sang calon, maka calon tersebut tak akan bertahan lagi menghadapi kompetisi pemilu presiden sesungguhnya. Bahkan kerja keras yang sudah dilakukan kandidat dalam memenangi konvensi sekaligus merupakan senjata yang memakan tuannya jika di kontestasi pemilu sesungguhnya, sang calon tidak lagi memiliki kekuatan untuk bertempur menghadapi kandidat dari parpol lain. Dengan demikian ide konvensi dari SBY seharusnya tak serentak disambut dengan euforia berlebihan “Gagasan Konvensi dari jantung demokrat ini memang akhirnya harus dikatakan merupakan ide kontroversial. Kontroversial bukan karena ide itu merupakan ide baru dalam wacana politik Indonesia, tetapi karena dilontarkan oleh SBY yang dalam praktek politik di internal Partai Demokrat masih gagal menampilkan wajah demokratis parpol. Lalu dari partai dengan kharakter seperti itu, gagasan “perang terbuka antar kandidat” melalui konvensi dilontarkan,” jelas dia. 

Lebih lanjut dia menilai, wacana konvensi ini sekedar ajang formalisme untuk mengangkat figur-figur yang sudah dikehendaki oleh SBY.

Selain itu,  ide konvensi ini sebagai upaya SBY membersihkan dirinya dari tuduhan tengah membangun sentralisme di internal partai. Wacana ini juga hanya memberi kesan kepada publik bahwa SBY cukup demokratis. Padahal, sesungguhnya jauh dari itu, bahkan ademokratis. “Gagasan konvensi ini lebih tepat sebagai upaya pencitraan terbaru agar mampu menarik minat pemilih atau agar elektabilitas demokrat bisa terkoreksi menjelang pemilu 2014,” tegas dia.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Kebijakan tersebut masih konsisten dengan stance kebijakan moneter ketat untuk mengarahkan inflasi menuju ke sasaran 4,5±1% pada 2014 dan 4±1% pada 2015

BI Rate Tetap 7,50%

JAKARTA-Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan

BI Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6%

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mengumumkan untuk mempertahankan  suku bunga acuan