Kredit Perbankan Tumbuh Stabil di Level 11,05%

Thursday 27 Jun 2019, 12 : 28 am
by
ilustrasi

JAKARTA-Kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan masih positif di bulan Mei 2019. Kredit perbankan tumbuh stabil di level11,05% yoy, didorong oleh pertumbuhan kredit investasi yang terus meningkat ke level 15,70% yoy yang merupakan level tertingginya dalam tiga tahun terakhir.

“Sementara itu, pertumbuhan piutang pembiayaan sedikit meningkat ke level 5,03% yoy,” ujar Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Manajemen Strategis OJK, Anto Prabowo di Jakarta, Rabu (26/6).
.
Dari sisi penghimpunan dana, jelasnya Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tumbuh sebesar 6,27% yoy, didorong oleh pertumbuhan deposito sebesar 8,84% yoy.

Sementara itu, sepanjang Januari sampai dengan Mei 2019, asuransi jiwa dan asuransi umum/reasuransi berhasil menghimpun premi masing-masing sebesar Rp73,18 triliun dan Rp41,83 triliun.

“Diperiode yang sama, penghimpunan dana melalui pasar modal mencapai Rp54,7 triliun, dengan jumlah emiten baru sebanyak 12 perusahaan,” terangnya.

Dia menjelaskan, lembaga jasa keuangan juga mampu menjaga profil risiko pada level yang terkendali. Risiko kredit perbankan berada pada level yang rendah, tercermin dari rasio Non-Performing Loan (NPL) gross perbankansebesar 2,61% (NPL net: 1,18%).

Sementara itu, rasio Non-Performing Financing (NPF) gross perusahaan pembiayaan sedikit turun ke level 2,73% (NPF net:0,55%).

Adapun risiko nilai tukar perbankan berada pada level yang rendah, dengan rasio Posisi Devisa Neto (PDN) sebesar 1,86%, di bawah ambang batas ketentuan.

Likuiditas dan permodalan perbankan juga berada pada level yang memadai. Liquidity coverage ratio dan rasio alat likuid/non-core deposit masing-masing sebesar 197,91%dan 88,33%, di atas ambang batas ketentuan.Permodalan lembaga jasa keuangan terjaga stabil pada level yang tinggi.

Dia mengarakan Capital Adequacy Ratio (CAR) perbankan-perbankan sebesar 22,54%. Sejalan dengan itu, Risk-Based Capital industri asuransi umum dan asuransi jiwa masing-masing sebesar 313% dan 641%, jauh diatas ambang batas ketentuan.

“Di tengah memburuknya outlook pertumbuhan ekonomi global, OJK akan terus mendukung reformasi struktural yang dilakukan Pemerintah untuk mendorong pertumbuhan perekonomian nasional,” jelasnya.

OJK tegasnya juga akan terus mencermati perkembangan risiko kredit serta kondisi likuiditas sektor jasa keuangan agar senantiasa terjaga pada level yang memadai untuk mendukung pertumbuhan sekaligus menjaga stabilitas.

“OJK juga terus memperkuat koordinasi dengan para stakeholder untuk memitigasi ketidakpastian eksternal yang cukup tinggi dan juga mengoptimalkan kontribusi sektor jasa keuangan dalam pembangunan,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

MRC: Elektabilitas Ahok-Djarot Teratas

JAKARTA-Pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat menempati

Pemkot Bekasi dan BIG Selesaikan Penegasan Batas 46 Keseluruhan

BEKASI-Pemerintah Kota Bekasi menjalin kerja sama dengan Badan Informasi Geospasial