JAKARTA -PT Bank Permata Tbk mengumumkan laba bersih setelah pajak (konsolidasi tidak diaudit) sebesar Rp. 1,322 triliun untuk periode sembilan bulan, meningkat 21% year-on-year (YoY) dari Rp. 1,093 triliun pada periode yang sama tahun 2012. Kinerja operasional PermataBank selama periode tersebut terus membaik. Total pendapatan operasional mencapai Rp. 5,004 triliun, 14% lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp. 4,386 triliun, dengan didorong oleh pertumbuhan yang baik pada pendapatan bunga bersih dan pendapatan berbasis biaya (fee based income). Pendapatan bunga bersih tumbuh 13% yoy menjadi Rp. 4,032 triliun ditopang oleh pertumbuhan kredit yang kuat. Sementara itu pendapatan berbasis biaya (fee based income) naik 20% yoy menjadi Rp. 972 miliar dengan didukung kinerja yang kuat di sisi pendapatan provisi dan komisi dan juga pendapatan transaksi perdagangan. “Kredit termasuk pembiayaan syariah tumbuh 30% yoy dari Rp. 89,9 triliun di akhir September 2012 menjadi Rp. 116,7 triliun pada akhir September 2013,” ujar Direktur Utama PermataBank, David Fletcher di Jakarta, Rabu (30/10).
Menurut dia, kredit tumbuh di hampir seluruh segmen bisnis, termasuk pertumbuhan yang kuat dalam bisnis UKM, KPR dan pinjaman untuk segmen local corporate dan middle market. Total aset mencapai Rp. 154,5 triliun, naik 35% yoy dari Rp. 114,8 triliun pada tanggal 30 September 2012. “Basis pendanaan kian beragam dan tumbuh secara berkelanjutan, mencerminkan kepercayaan masyarakat kepada PermataBank,” jelas dia.
Dana pihak ketiga termasuk pendanaan Syariah meningkat 34% yoy menjadi Rp. 123,1 triliun. Perbankan konvensional PermataBank mencatat pertumbuhan dalam dana murah (CASA) sebesar 12% yoy menjadi Rp. 42,2 triliun dan dalam deposito berjangka sebesar 44% yoy menjadi Rp. 69,4 triliun. Pendanaan Syariah mencatat kenaikan yang signifikan sebesar 80% yoy menjadi Rp 11,5 triliun dari Rp 6,4 triliun setahun sebelumnya.
PermataBank juga menunjukkan perbaikan yang berkelanjutan dalam menjaga kualitas portofolio kredit dan sistem manajemen risikonya yang tercermin dari baiknya berbagai indikator utama. Rasio Non Performing Loan (NPL) gross dan net masing-masing tercatat 1,1% dan 0,3% dari 1,5% dan 0,4% di tahun sebelumnya, menunjukkan kemampuan Bank dalam menyeimbangkan laju pertumbuhan kredit dan menjaga prinsip kehati-hatian.
Sementara itu PermataBank juga mempertahankan tingkat permodalan yang sehat terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) dan mengakhiri periode dengan Rasio Kecukupan Modal (CAR) sebesar sebesar 14,4%, naik 117 bps dibandingkan dengan tahun sebelumnya di tengah ekspansi kredit yang kuat. Ekuitas pemegang saham tumbuh 34% yoy menjadi Rp. 13,7 triliun pada akhir September 2013, didorong oleh Penawaran Umum terbatas/PUT (Right Issue) yang dilakukan Bank dalam tahun 2012.