Lewat BUMDes, Desa Dataran Kempas Kelola Pupuk

Friday 24 May 2019, 2 : 01 pm

JAMBI-Pelibatan swasta dalam mengembangkan BUMDes sangat dibutuhkan. Karena sinergi tersebut dapat mendorong kegiatan ekonomi daerah.Desa Dataran Kempas, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi tengah bekerjasama dengan pihak swasta yakni PT WKS dalam mengelola dan mengembangkan pupuk organik sebagai Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades).

“Kami sudah membentuk lima kelompok tani yang khusus menangani pupuk ini. Di kelompok tani Mekar Jaya saja sudah menyerap 80 tenaga kerja, belum di kelompok tani lainnya,” kata Kepala Desa Dataran Kempas, Asbar Nofendra dalam siaran persnya di Jambi, Jumat (25/5/2019).

Menurut Asbar, pengelolaan pupuk organik yang dilakukan oleh beberapa kelompok tani tersebut dikoordinir oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). “Kita bahkan sudah memperkerjakan masyarakat dari desa-desa tetangga. Karena di Desa Dataran Kempas sudah tidak ada lagi yg tidak bekerja,” ujarnya.

Inovasi ini telah berhasil menghapus angka pengangguran di desa setempat.Kepala Desa Dataran Kempas, Asbar Nofendra mengatakan, desanya telah mampu memproduksi pupuk organik hingga 3.000-4.000 ton per bulan.

Tak hanya laki-laki, produksi pupuk organik ini juga telah menyerap ibu rumah tangga sebagai karyawan. Tak hanya menjadi karyawan, menurut Asbar, ibu-ibu di desa ini juga terlibat aktif dalam menyalurkan ide dan gagasan untuk mengembangkan Prukades tersebut.

“Kami juga menyarankan masyarakat untuk mau berinvestasi di usaha ini. Sehingga masyarakat merasa memiliki usaha ini, tidak sekadar merasa ini sebagai usaha desa. Sehingga kalau usaha ini gagal, bukan hanya pemerintahan desa yang gagal, tapi mereka juga merasa gagal. Sehingga ada semangat untuk bersama-sama mengembangkan,” tambahnya.

Asbar menjelaskan munculnya ide pengembangan pupuk organik tersebut berawal dari keresahan masyarakat akan tingginya jumlah pelepah dan daun kelapa sawit yang cenderung menimbulkan hama. Seperti diketahui, desa ini memang dikelilingi oleh kebun kelapa sawit. Sehingga melalui musyawarah, masyarakat desa sepakat untuk mengundang perguruan tinggi agar melakukan penelitian terkait potensi yang bisa dikembangkan.

“Kita undang Universitas Jambi, kita juga bekerjasama dengan UGM, dan perusahan-perusahaan besar di sini. Ide awalnya tetap dari masyrakat, tapi kita butuh pendampingan agar ini tidak gagal. Akhirnya kami uji coba selama satu tahun untuk menciptakan pupuk organik. Karena potensinya ada. Ada sampah pelepah sawit yang kalau dibiarkan akan menjadi hama,” ujarnya.

Terkait pemasaran, Desa Dataran Kempas telah bekerjasama dengan pihak swasta yakni PT WKS untuk menjadi off taker. Asbar juga berencana untuk terus menggali potensi kerjasama dengan pihak swasta lainnya, agar pupuk yang diproduksi dapat lebih berkembang lagi.

“Awalnya kita khawatir soal pemasaran. Kalau produksinya hanya puluhan ton, bisa kita pasarkan ke petani. Tapi kalau hingga ratusan bahkan ribuan ton, mau kita jual kemana. Tapi kita akhirnya bekerjasama dengan PT WKS untuk menjadi konsumen tetap kita. Dengan catatan, pupuk organik kita telah teruji laboratorium dan memenuhi kebutuhan mereka. Dan kita lakukan itu,” ungkapnya.

Untuk diketahui, Prukades merupakan salah satu program unggulan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi selain BUMDes, Embung Desa, dan Sarana olahraga desa. Prukades dalam hal ini adalah membentuk desa berdasarkan klaster-klaster usaha dengan satu produk unggulan tertentu.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Presiden: Kalau Belum atau Kurang Bayar Pajak, Suruh Bayar

JAKARTA-Pemerintah terus berupaya menggenjot penerimaan negara dari sektor pajak.  Karena

BI Jaga Stabilitas Moneter dan Keuangan Dari Dampak Virus Corona

JAKARTA-Ketidakpastian pasar keuangan global akibat COVID-19 makin tinggi, meskipun intensitas