Mahasiswa Unika Atma Jaya Kembangkan Robot Pendeteksi Gempa

Monday 15 Jul 2019, 4 : 58 pm
by
Robot pendeteksi gempa tersebut dilengkapi dengan teknologi hybrid sehingga mampu bergerak dengan roda dan berjalan dengan kaki pada lingkungan industri maupun alam.

JAKARTA-Mahasiswa dari Program Studi Teknik Mesin Unika Atma Jaya, yaitu Yosua Kurniawan, Ferdinand Edlim, dan Febrian Andika, yang mengembangkan robot pendeteksi gempa sejak awal tahun 2018.

Robot pendeteksi gempa tersebut dilengkapi dengan teknologi hybrid sehingga mampu bergerak dengan roda dan berjalan dengan kaki. Hal ini juga membuat robot pendeteksi gempa dapat digunakan dalam lingkungan industri maupun lingkungan alam seperti goa, tanah, dan jalan berbatu.

“Produk ini merupakan prototype yang masih akan kami kembangkan. Masih banyak hal yang harus dicoba seperti pengaplikasian feedback control, image recognition, GPS, serta proses pembuatan produk yang lebih dapat diandalkan,” jelas Christiand, S.T., M. Eng., pembimbing dari Prodi Teknik Mesin Unika Atma Jaya.

Christiand, S.T., M. Eng., pembimbing dari Prodi Teknik Mesin Unika Atma Jaya, Yosua Kurniawan, Ferdinand Edlim, dan Febrian Andika, Mahasiswa Prodi Teknik Mesin Unika Atma Jaya, berinovasi menciptakan robot pendeteksi gempa yang sudah dikembangkan sejak awal tahun 2018.

Christian juga memaparkan bahwa selama ini mereka hanya mengandalkan teknologi 3D printing sehingga masih banyak yang harus dilakukan untuk menyempurnakannya. Robot pendeteksi gempa ini baru dilakukan uji coba fungsi modul dan pergerakannya saja. Meski begitu robot ini bersifat modular sehingga memungkinkan untuk dikembangkan leboh lanjut oleh developer lain.

Penilitian ini telah menghabiskan biaya Rp15 juta belum termasuk penggunaan listrik, air, dan bensin. Namun demikian, diharapkan nantinya robot ini akan berguna untuk memberikan peringatan dini terhadap gempa bumi di Indonesia.

Pengembangan robot pendeteksi gempa ini dikembangkan di bawah Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Mesin, Unika Atma Jaya. Selain Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Unika Atma Jaya juga membuka Program Studi Teknik Elektro, Teknik Industri, dan Sistem Informasi dengan kurikulum yang terus mengikuti perkembangan zaman dan sertifikasi yang berguna sebagai bekal di dunia industri.

Seperti diketahui, sudah menjadi pengetahuan umum bahwa Indonesia terletak di kawasan Cincin Api Pasifik dan pada titik pertemuan beberapa lempeng tektonik. Keadaan geografis ini menyebabkan Indonesia sering tertimpa bencana gempa bumi dan telah memakan banyak korban jiwa. Tahun 2018, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat sebanyak 23 gempa yang merusak Indonesia dan memakan ribuan korban jiwa.

Banyaknya kejadian dan korban gempa di Indonesia, membuat anak bangsa terus berinovasi untuk menciptakan teknologi pendeteksi gempa.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Penjualan Eceran April 2020 Turun

JAKARTA-Hasil Survei Penjualan Eceran pada April 2020 mengindikasikan bahwa penjualan

Triwulan III-2021 Naik 37,01 %, BSI Bukukan Laba Bersih Rp2,26 Triliun

JAKARTA-PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau (BSI) menorehkan kinerja yang